Tips Meredam Amarah Anda

angry face girl (2) 
Setiap orang wajar bila memiliki rasa marah. Namun, yang paling penting rasa marah kita tetap terjaga porsinya. 5 pertanyaan ini bisa membantu kita mengendalikannya.
Apakah dia sengaja menyakiti saya?
Ada ucapan yang perlu diperhatikan ketika kita marah kepada seseorang, yang pertama “Tindakan kamu sudah membuat saya kesal” dan yang kedua “Kamu sudah membuat saya kesal”. Tanpa sadar kita seringkali mengirimkan pesan bahwa dia-lah yang membuat kita marah, padahal maksud kita adalah tindakannya. Sehingga ucapan kita menyangkut sesuatu yang personal.
Ini yang pertama kali atau yang keseratus kalinya?
Jika ini yang pertama kali, maklumi saja. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, begitu pula kita sendiri. Tapi kalau ini sudah yang keseratus kalinya? Marah boleh, asal kita bisa mengontrolnya dan yang paling penting dia menyadari kesalahan yang ia buat. Bisa jadi dia berkali-kali mengulangi kesalahan karena dia tidak menyadari bahwa perbuatannya ada yang membuat kita tidak nyaman.
Apa saya pernah berlaku hal yang sama kepada dia?
Ketika marah besar kepada seseorang, terkadang kita tidak sadar bahwa kita sendiri pernah melakukan hal yang sama persis terhadap dia. Meski kesal, coba tanyakan kepada diri kita sendiri “Apakah saya pernah melakukan ini kepadanya? Apakah dia marah?” Jika setelah diingat-ingat ternyata dia tidak marah atau tidak mempermasalahkan hal tersebut, ups, jangan-jangan kita sudah berlaku tidak adil terhadap dirinya.
Apa ini waktu yang tepat untuk marah?
Harus ada waktu yang pas untuk meluapkan amarah. Jangan sampai rasa marah kita merusak suasana yang tadinya baik, atau marahnya malah nyasar sehingga mengganggu orang lain. Misalnya saat dia sedang mengemudi, sedang senang-senang saat berlibur bersama, dan suasana yang tidak tepat lainnya. Redam amarah sejenak, dinginkan hati dan kepala, cari waktu yang tepat untuk berbicara berdua dalam waktu yang pas.
Apa ini ‘trauma’ saya saja?
Mungkin dulu kita pernah disakiti oleh orang lain, dan ketika ada orang terdekat kita melakukan hal yang sama, memori kita langsung bereaksi dan marah besar tidak bisa dihindarkan. Eits, suatu tindakan yang sama belum tentu punya maksud yang sama dari dua orang yang berbeda. Sebelum rasa marah kita berapi-api, sebaiknya tanyakan pada diri kita apakah wajar bila marah? Atau menjadi berlebihan karena ‘trauma’?


sumber
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Pondok Reot Template | Pondok REot Template
Copyright © 2011. pondok reot - Hak cipta dilindungi undang-undang
Template Created by Creating Website Published by Pondok Reot Template
Proudly powered by Blogger