Biografi Ustadz Felix Siauw





Menjadi muslim sejati, merupakan cita-cita kita semua sebagai pribadi yang menghendaki ridho Allah SWT agar kita menjadi umat terbaik di mata Allah SWT. Namun, tak mudah jalan menuju pencapaian sebagai muslim sejati. Ada banyak rintangan yang harus dihadapi dalam mencari jati diri sebagai pribadi muslim yang sesungguhnya.
Hal ini pula yang dialami oleh seorang Ustadz Felix Siauw. Ayah dari tiga anak ini mendapatkan pengalaman hidup yang tak bisa dibilang mulus, namun semua itu membantu menguatkan dirinya dalam menjadi seorang muslim sejati.
Berikut adalah petikan wawancara dengan Ustadz Felix Y. Siauw
Ustadz, bagaimana ceritanya bisa bertemu dengan Islam?
Awal mulanya ketika saya masih kelas 3 SMP, ketika saya beragama Katolik. Ketika itu saya banyak mendapatkan banyak hal yang tidak bersesuaian dengan akal, dan tak memuaskan akal. Sehingga singkat cerita saya keluar dari agama Katolik. Lalu saya mencari, agama mana yang benar, agama mana yang bagus. Setelah saya mencari selama lima tahun (sampai kuliah semester ketiga), alhamdulillah saya dapat Islam. Saya dapati Islam karena apa pun dalam Islam itu sesuai dengan akal manusia, sesuai dengan fitrah manusia, tidak ada yang bertentangan dengan akal manusia. Yang saya rasakan seperti itu.
Perubahannya jelas jauh. Karena akidah itu ibaratnya sebuah core dalam komputer, maka ketika seseorang berganti akidah, segalanya juga berubah. Yang paling nyata misalnya saya merasakan ketenangan luar biasa ketika saya memeluk agama Islam. Kita mendapatkan jawaban atas hidup, kita mendapatkan jabawan sebelum dan sesudah hidup. Dengan sendirinya kita bisa mantap menjalani hidup. Mau apa dalam hidup ini, kita sudah jelas.
Contoh konkretnya Islam memerintahan untuk tak boleh menguatkan suara lebih daripada suara orang tua. Ini kan perkara yang sangat luar biasa, yang kalau kita praktikkan pada orang tua, mereka akan menyadari perubahan yang bersifat konkret. Itu yang kelihatan, yang tidak kelihatan jauh lebih banyak lagi.
Apakah setelah mendapatkan jati diri baru ada tantangan dari luar?
Kalau bicara tentang tantangan, orang muslim atau orang bukan muslim punya tantangan. Tapi ketika kita kemudian menjadi Islam, kita jadi paham bahwa tantangan yang kita dapat ini tiada lain dan tiada bukan karena kita dimuliakan oleh Allah. Analoginya: pada prinsipnya, kapal itu dibuat untuk mengarungi lautan, ya kalau dia dibuat di dermaga lalu si kapal hanya diam di dermaga ya wajar dan aman, tapi kalau dia mengarungi lautan, dia jadi banyak tantangan, tapi justru tujuannya dia dibuat adalah untuk seperti itu.
Nah, sama seperti kita, kalau kita masuk Islam atau tak masuk Islam (agama apa pun) punya tantangan. Tapi ketika kita dalam Islam, tantangannya terarah, tantangannya memang untuk tujuan hidup kita. Jadi tak ada masalah.



Untuk proses belajarnya sendiri ketika awal mula mencari agama, arahannya dari mana?
Untuk mendapatkan Islam itu tak perlu belajar agama. Untuk mendapatkan Islam, cukup dengan berpikir. Kalau kita berpikir, kita pasti dapat Islam. Nah, setelah kita menjadi seorang muslim, bagaimana kita belajarnya? Harus seperti belajarnya orang-orang zaman dahulu. Kalau saya menyebutnya: sebuah kajian tersistematis, yang dilakukan secara berkala untuk memperdalam ilmu-ilmu Islam. Mulai dari tauhid, akidah, dakwah, dan syariah, dan sebagainya, itulah yang harus dipelajari.
Kesulitan yang pernah Ustadz alami?
Kalau tantangan mencari Islam, yang pertama adalah informasi. Saya tumbuh dan berkembang di komunitas yang bukan muslim, sehingga mencari informasi itu agak sulit. Maka salah satu hal yang membuat saya lebih mudah bisa mendapatkan Islam adalah ketika berkomunitas Islam, hidup dalam komunitas Islam.



Waktu itu di mana?
Di IPB saya mendapatkan Islam. SMA-nya di SMA Xaverius 1 Palembang. Waktu itu lingkungan saya 95 persen adalah bukan Islam.
Apakah setelah mendapatkan jatidiri sebagai seorang muslim, ada kesulitan dalam menyempurnakan separuh agama, dalam hal ini mendapatkan jodoh?
Saya masuk Islam pada tahun 2002, menikah tahun 2006. Jadi menikah empat tahun setelah masuk Islam. Awalnya memang susah, apalagi berbicara dengan orang tua yang memang bukan muslim, tapi alhamdulillah bapak saya juga menikah muda, jadi saya juga ada alasan untuk menikah muda. Jadi alhamdulillah itu sudah dilewati.
Ketika proses mencari “seseorang” itu apakah ada kesulitan?
Awalnya selalu ada yang mempertanyakan. Kenapa harus yang berkerudung? Kenapa harus yang muslim? Sementara saya adalah yang etnis Chinese, dan bapak-ibu saya tidak terbiasa melihat orang yang memakai jilbab. Nah, itu pertanyaan ada, dan kami jawab memang seperti itulah agama memerintahkan. Tatkala kita ingin menikah, maka menikah bukan hanya peraduan fisik, bukan hanya kepuasan badan, tapi menikah itu tujuannya lebih mulia daripada itu. Itulah proses pembentukan sebuah keluarga yang bisa menggenapkan ibadah. Dan kedua, bisa melanjutkan keturunan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa untuk melanjutkan keturunan itu perlu juga melihat tanah yang ditanami, peribaratan wanita yang ditanami: bila tanahnya baik, tanamannya baik. Itu artinya kita harus mencari istri yang baik. Dan tidak mungkin istri itu baik kalau ia tidak taat pada Allah.



Bertemu di mana dengan calon istri waktu itu?
Kami bertemu di IPB (Institut Pertanian Bogor), hahaha, kami cinta lokasi.
Dalam keluarga, bagaimana kegiatan istri?
Istri saya seorang ibu rumah tangga penuh. Mengurus keluarga di rumah. Anak saya ada tiga. Istri full mengurus rumah tangga. Kalau dia keluar, itu atas izin saya. Dan memang diusahakan tidak mengganggu fungsi utama beliau yaitu ummu warobbatul bait.
Ada motivasi tersendiri dari istri?
Fungsi istri luar biasa. Kalau saya pulang, saya ketemu istri. Saya capek, saya ketemu istri. Istri jadi tempat curhat. Kalau yang seperti itu saja istri tidak memahami, saya tak tahu harus pergi ke mana lagi. Entah mencari siapa. Karena istri itu adalah orang yang paling dekat dan paling mengerti kita.
Makanya Allah mengatakan bahwa kita tak boleh telanjang pada siapa pun, kecuali pada istri. Itu adalah bukti bahwa istri menjadi satu dengan kita. Dia menjadi bagian dari kita. Kalau kemudian kita ambil sesuatu yang salah, atau ambil istri yang salah, berarti kita juga pasti salah. Makanya, di balik seorang laki-laki yang hebat, pasti ada wanita yang hebat juga.



Pendidikan seperti apa yang diterapkan pada anak-anak terkait pencarian jati diri?
Pendidikan saya sederhana, bahwa aturan Allah itu adalah mutlak. Dan kemudian saya ingin mereka memahami bahwa ketika Allah sudah berkehendak, ketika Allah telah memerintahkan sesuatu, maka tugas manusia bukan lagi mencari pembenaran atas aturan yang lain. Tapi itu sederhana saja, kita tinggal melaksanakan aturan itu. Itulah yang saya bentuk pada anak-anak, sebuah jiwa herois yang menyadarkan mereka apa tujuan mereka, yaitu berdakwah. Saya coba bentuk mereka dari awal agar poros hidupnya adalah berdakwah, sebagaimana bapaknya.
Apa pesan/ harapan pada masyarakat?
Sederhana, kita itu hancur dan terpuruk. Kita itu tidak menjadi muslim yang hebat yang sebagaimana dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur’an karena kita membuang Al-Qur’an. Atau kita cuma mengambil sebagian dari Al-Qur’an, kemudia membuang sebagian yang lain.
Allah SWT berfirman, Apakah kalian hendak mengambil sebagian dari kitab ini, lalu mencampakkan sebagian yang lain? Mengingkari yang lain? Membangkang terhadap sesuatu hal yang lain?
Nah, kemudian ketika melakukan hal yang seperti ini, melaksanakan secara parsial dan parsial, maka Allah tak akan memberikan bantuan yang bersifat total pada kita. Oleh karena itu masyarakat harus sadar bahwa kerusakan-kerusakan yang terjadi yang kita lihat itu adalah hasil tidak diterapkannya Islam. Maka solusi satu-satunya adalah “diterapkannya Islam”, tidak ada yang lain. *)



Biodata Profil 
Nama                   : Felix Yanwar Siauw
Usia                     : 31 Januari 1984
Tempat Lahir        : Palembang, Sumatera Selatan
Aktivitas               : Dakwah, Penulis Buku, Presenter Acara.
Buku                     : Muhammad Al-Fatih 1453; Beyond the Inspiration; How to Master Your 
Facebook              : www.facebook.com/UstadzFelixSiauw



Sumber
 

Halal Bihalal : Tradisi Budaya Asli Indonesia

Jika Idul Fitri diartikan sebagai kembali kepada kesucian atau kembali ke asal kejadian, maka pantas bagi semua umat muslim bergembira pada Hari Raya Idul Fitri. Kegembiraan orang-orang yang menang dan berhasil mengembalikan dirinya pada kesucian dirinya setelah menempuh ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh. Inilah tradisi khas masyarakat Indonesia. Halal Bihalal namanya. Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah mengakar di Indonesia. Makanya, banyak orang Indonesia yang menjadikannya sebagai momentum penting di dalam prosesi kehidupannya. Tradisi Halal Bihalal yang menyertai hari raya Idul Fitri sebenarnya merupakan wadah untuk saling memaafkan.
Banyak lembaga pemerintah dan kelompok-kelompok masyarakat yang merayakan Idul Fitri secara kolektif dalam bentuk Halal Bihalal. Inti acara Halal Bihalal biasanya adalah sambutan-sambutan yang menegaskan tulusnya hati untuk saling memaafkan lahir dan batin, serta uraian tausiyah untuk memotivasi ukhuwah dan ketaatan setelah Bulan Ramadhan. Kalaupun ada acara wajib lainnya, pastilah berupa aneka ragam hidangan yang tersajikan mengundang selera. Acara diakhiri dengan bersalam-salaman sebagai simbol luruh dan leburnya dosa-dosa. 
Sungguh merupakan pemandangan yang mengharukan bahwa di akhir Ramadhan terutama di hari ketiga atau keempat menjelang hari raya Idul Fitri mereka berebutan agar bisa pulang ke daerahnya masing-masing dengan tujuan bersalaman dan berucap saling memaafkan di hari nan fitri tersebut. Inilah salah satu keindahan tradisi lokal yang berbasis agama, yaitu sekali setahun mereka berkumpul untuk saling memaafkan dan bertemu dengan kerabat dekat dan jauh dalam rangka meramaikan hari raya Idul fitri yang selalu dirindukan. Walaupun Di era modern ini, sesungguhnya bisa saja saling berucap maaf  dilakukan lewat ponsel, bahkan juga lewat facebook, twitter dan sebagainya. Akan tetapi kerinduan akan saling bertemu fisik serta kerinduan akan daerah kelahirannya ternyata jauh lebih penting dari apa saja. Maka meskipun kita sudah saling memaafkan lewat berbagai medium komunikasi, akan tetapi tradisi halal bi halal akan terus berlangsung. Namun rasanya juga tetap afdhol jika lewat tulisan ringkas ini juga tetap harus dikumandangkan ucapan: ”taqabbalallahu minn wa minkum, minal a’idin wal faizin” mohon maaf lahir dan batin.
Sejarah

Konon, tradisi halal bihalal mula-mula dirintis oleh Pangeran Sambernyawa. Untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya, maka setelah shalat Idul Fitri diadakan pertemuan antara raja, pra punggawa, dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Apa yang dilakukan Pangeran Sambernyawa kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam dengan istilah halal bihalal.
Secara historis lainnya, istilah dan tradisi Halal Bihalal pertama sekali dilaksanakan pada zaman presiden Soekarno. Saat itu, Bapak Proklamasi Indonesia ini mengadakan Halal Bihalal di Yogyakarta. Tujuannya, agar semua pejabat dan pegawai bisa bertemu serta saling memaafkan. Ternyata, ide Bung Karno ini menjadi tradisi tahunan. Hampir semua instansi pemerintah, mulai pusat hingga tingkat RT, menggelar Halal Bihalal. Sampai hari ini, halal bi halal menjadi satu budaya yang melekat di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Dengan demikian, tradisi halal bi halal pada dasarnya lahir lebih dikarenakan alasan politis dibandingkan alasan agamis.


 

Tradisi Takbiran Keliling di Indonesia

Lebaran merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia, hari yang penuh suka cita, di mana kaum muslimin merayakan hari raya Idul Fitri, setelah berpuasa satu bulan penuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan kata ‘Lebaran’ sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Banyak tradisi yang kita jumpai pada masyarakat kita, untuk menyambut Lebaran atau perayaan hari raya Idul Fitri ini, baik sebelum Idul Fitri atau sesudahnya.
Kegiatan rutin saat lebaran adalah takbiran. Takbiran dikumandangkan pada malam hari untuk menyambut datangnya Idul Fitri dan Idul Adha. Takbiran biasa dilakukan dengan pawai di jalan, kadang-kadang membawa obor dan bedug sambil mengumandangkan kalimat takbir. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak turut antusias takbiran keliling kampung. Tak jarang, malam takbiran juga dihiasi dengan petasan-petasan dan kembang api  yang menyemarakkan malam. Suasana malam takbiran pun makin meriah dan menyenangkan. Keesokan pagi, saat Idul Fitri, umat muslim dianjurkan untuk tidak meninggalkan sholat Idul Fitri.

Takbiran keliling kampung biasanya dilakukan setelah selesai shalat Magrib atau tepat saat malam 1 Syawal, dimana sejak sore Hari Umat islam berkumpul di Masjid melakukan takbiran dan sebagian lain lagi membawa gendang untuk ditabuh mengiringi Takbir yang dikumandangkan, sungguh sangat menyenangkan jelang lebaran.
Setelah waktunya tiba para peserta Takbiran berjalan beriringan membentuk barisan yang panjangnya bisa mencapai 0,5 Km berkeliling Kampung berjalan kaki, obor dinyalakan, gendangpun ditabuh suara Takbir membahana sepanjang jalan ” ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, LA ILAHA ILALLAHU ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAM “, berulang-ulang terus menerus hingga akhirnya setelah selesai mengintari pelosok hingga ke Ujung Kampung pesertapun kembali ke Mesjid dimana Takbiran mulai bergerak, berawal dari Mesjid dan Finish di Mesjid yang sama.

Biasanya bedug yang digunakan buat takbiran diletakkan di atas panggung dihias macam-macam dan unik. Tradisi di malam takbiran ini harus terus dipertahankan. Tentu saja selain sebagai bentuk suka cita atas kemenangan umat muslim paska Ramadhan, juga sebagai ajang mempererat toleransi antarwarga setempat.

Sumber Foto : log.viva.co.id , sosbud.kompasiana.com
 

Tradisi Mudik Lebaran

Idul Fitri, Lebaran, Eid Mubarak, dan sejumlah aneka nama lain disematkan berbagai bangsa untuk menandai berakhirnya bulan suci Ramadan di dunia. Inilah hari dimana umat muslim salat bersama di pagi hari dan kemudian bersilaturahmi saling bermaafan.  Tradisi mudik menjadi sangat fenomenal karena dilakukan oleh ribuan orang bahkan jutaan masyarakat indonesia. Sehingga tradisi ini menjadi sebuah sorotan dan menjadi tradisi khas di Indonesia. 
Pada umumnya masyarakat Indonesia menjelang Lebaran atau Idul Fitri, rutin pulang ke kampung halaman alias mudik. Mereka tak peduli betapa pun kesulitan yang dihadapinya untuk mudik lebaran. Seperti : berdesak-desakkan di kareta, berjubel di bis, dan kemacetan panjang di perjalanan. Begitu juga kalau memakai sepeda motor dengan resiko kepanasan dan kehujanan. Semua itu dilakukan dalam rangka merayakan hari Lebaran di kampung halaman, sekaligus untuk ajang silaturahmi bersama sanak-keluarga.

Mudik sudah menjadi  tradisi dikala lebaran. Jutaan masyarakat Indonesia yang merantau berbondong-bondong pulang kampung.  Mudik atau pulang kampung adalah hal yang dinantikan dan sekaligus merupakan salah satu kebahagiaan tersendiri, karena mereka senantiasa rindu untuk pulang ke asal muasal  yaitu kampung halaman serta kangen akan kasih sayang dan belaian kasih kedua orang tua tercinta.
Makna Mudik
Mudik bermakna pergi ke “udik” atau pulang ke kampung halaman. Setidaknya begitulah seperti yang disebutkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sedangkan menurut pengertian Wikipedia berbahasa Indonesia, mudik adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik berasal dari bahasa jawa “Mulih Dhisik” yang artinya pulang dulu (Wikipedia).  Istilah mudik mengalami sinkronisasi dengan istilah Idul Fitri. Ia lebih ditekankan pemaknaannya pada waktu menjelang idul fitri. Padahal selain idul fitri pun orang yang kembali ke kampung halaman tetap saja disebut mudik juga.
Tradisi  mudik yang selalu dikaitkan dengan lebaran, terjadi awal pertengahan dasawarsa 1970-an, ketika Jakarta tampil sebagai  salah satu  kota besar  di Indonesia yang mengalami kemajuan luar biasa. Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Ali Sodikin (1966-1977),  berhasil disulap menjadi kota Metropolitan. Bagi penduduk kota-kota lain, terutama orang-orang udik, Jakarta menjelma menjadi  kota impian, Jakarta menjadi tempat penampungan orang-orang udik yang di kampung tidak beruntung dan di Jakarta seolah-olah akan kaya. Lebih dari 80% para urbans ini datang ke Jakarta hanya untuk mencari pekerjaan. Di Jakarta eksistensi mereka tenggelam, sementara legitimasi sosial atas keberadaan mereka juga tak kunjung datang. Itulah sebabnya kehadiran mereka di Jakarta akan dapat memenuhi harapan hidupnya.

Lebaran adalah momentum yang tepat untuk itu, sebab pada hari lebaran ada dimensi keagamaan, ada legitimasi seolah-olah lebaran adalah waktu yang tepat untuk berziarah. Mudik  ke kampung halaman adalah kamuflase dari semangat memperoleh legitimasi sosial dan menunjukkan eksistensinya.
Itulah awal mula pulang kampung atau mudik menjadi tradisi yang seolah-olah mempunyai akar budaya. Jadi sesungguhnya,  tradisi mudik lebih disebabkan oleh problem sosial dan sama sekali tidak didasarkan oleh akar budaya.   Sebagian besar para pemudik itu adalah kelompok masyarakat menengah ke bawah yang ingin menunjukkan kepada masyarakat udiknya seolah-olah di Jakarta mereka telah mencapai sukses.
Tips Berkendaraan Umum Saat Mudik Lebaran:

  • Waspada terhadap beberapa aksi kriminalitas.
  • Jangan terlihat bingung bila memasuki terminal atau stasiun.
  • Mudik jangan sendirian, minimal berdua atau lebih.

  •  Jangan terlalu percaya dengan orang yang baru dikenal atau ditemui saat di terminal bus, stasiun kereta api atau bandara.
  • Jangan membawa barang terlalu banyak atau mengenakan barang perhiasan yang mencolok.
Tips Agar Rumah Aman Selama Mudik Lebaran:

  • Tinggalkan rumah dalam kondisi yang bersih dan aman.
  • Pastikan seluruh sambungan listrik pada alat-alat elektronik sudah dilepas.
  • Pastikan seluruh pintu dan jendela rumah sudah terkunci rapat.
  • Periksa kembali kompor dan tabung gas.
  • Jangan tinggalkan kendaraan pribadi saat rumah kosong. Titipkan kendaraan di kantor atau tempat parkir menginap.
Idul Fitri juga merupakan kemenangan. Tapi bukan kemenangan untuk setiap muslim, melainkan kemenangan untuk muslim yang sungguh-sungguh menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadhan. Kemenangan di sini tidak sepatutnya diartikan sebagai pembebasan. Bebas kembali menebar hawa nafsu, bebas makan minum setiap saat, bebas menggunakan harta yang dimiliki. bukan itu arti di balik kemenangan.
Karena sesungguhnya kemenangan bukanlah kebebasan. Kemenangan adalah pembebasan diri dari tunduknya hati selain kepada Allah. Idul fitri merupakan kemenangan yang harus diisi dengan segenap cara yang suci, agar kemenangan tersebut tidak kandas di tengah jalan.


Sumber Foto :
http://yudhpratama-thefuturismboy.blogspot.com/ , palembang.tribunnews.com
 

7 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Berbagai Daerah Indonesia

Di Indonesia, dimana masyarakatnya mayoritas muslim, berbagai acara atau tradisi menyambut Ramadhan banyak digelar di berbagai daerah. Tentu saja caranya berbeda-beda namun semangatnya tetap sama, yakni merupakan bentuk ucap syukur serta kegembiraan umat muslim akan datangnya bulan puasa.Dalam kalender Islam, bulan Ramadhan akan di awali dengan datangnya bulan Sya’ban.Nah di bulan Sya’ban ini biasanya banyak digelar upacara tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan. berikut ini tradisi menyambut ramadhan dari berbagai daerah di indonesia :

1.Dugderan


Tradisi “Dugderan” ini berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Nama “Dugderan” sendiri berasal dari kata “Dug” dan “Der”. Kata Dug diambil dari suara dari bedug masjid yang ditabuh berkali-kali sebagai tanda datangnya awal bulan Ramadhan. Sedangkan kata “Der” sendiri berasal dari suara dentuman meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuhan bedug.
Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini terus bertahan ditengah perkembangan jaman. biasanya digelar kira-kira 1-2 minggu sebelum puasa dimulai. Karena sudah berlangsung lama, tradisi Dugderan ini pun sudah menjadi semacam pesta rakyat. Meski sudah jadi semacam pesta rakyat –berupa tari japin, arak-arakan (karnaval) hingga tabuh bedug oleh Walikota Semarang–, tetapi proses ritual (pengumuman awal puasa) tetap menjadi puncak dugderan.
Untuk tetap mempertahankan suasana seperti pada jamannya, dentuman meriam kini biasanya diganti dengan suara-suara petasan atau bleduran. Bleduran terbuat dari bongkahan batang pohon yang dilubangi bagian tengahnya, untuk menghasilkan suara seperti meriam biasanya diberi karbit yang kemudian disulut api.

2. Padusa

Lain daerah pasti lain pula tradisinya, masyarakat di Klaten, Boyolali, Salatiga dan Yogyakarta biasa melakukan upacara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air ditempat-tempat kramat. Tradisi ini disebut “Padusa” yang bermakna agar jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa bersih secara lahir dan batin.
Selain itu juga bermakna sebagai pembersihan diri atas segala kesalahan dan perbuatan dosa yang telah dilakukan sebelumnya.
3. Meugang

Berbeda dengan lainnya, di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) atau yang akrab disebut dengan kota “Serambi Mekah”, warganya menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan menyembelih kambing atau kerbau. Tradisi ini disebut “Meugang”, konon kabarnya tradisi “Meugang” sudah ada sejak tahun 1400 Masehi, atau sejak jaman raja-raja Aceh.
Tradisi makan daging kerbau atau kambing ini biasa dilakukan oleh seluruh warga Aceh. Bahkan jika ada warga yang tidak mampu membeli daging untuk dimakan, semua warga akan bergotong-royong membantu, agar semua warganya dapat menikmati daging kambing atau kerbau sebelum datangnya bulan Ramadhan. Tradisi “Meugang” biasanya juga dilakukan saat hari raya Lebaran dan Hari Raya Haji.
4. Balimau
Tradisi Balimau hampir sama dengan tradisi padusa, yakni membersihkan diri dengan cara berendam atau mandi bersama-sama di sungai atau tempat pemandian. Tradisi Balimau dilakukan oleh masyarakat Padang, Sumatera Barat. Biasanya tradisi ini dilakukan dari mulai matahari terbit hingga terbenam beberapa hari sebelum bulan Ramadhan. Mirip dengan “Padusa”, makna dari tradisi Balimau ini berarti melakukan pembersihan diri secara lahir dan batin, agar seseorang siap menjalankan ibadah puasa.
 5. Jalur Pacu

Di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, masyarakatnya memiliki tradisi yang mirip dengan lomba dayung. Tradisi “Jalur Pacu” ini digelar di sungai-sungai di Riau dengan menggunakan perahu tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah jadi satu menyambut acara tersebut. Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini akan ditutup dengan “Balimau Kasai” atau bersuci menjelang matahari terbenam hingga malam.
6. Nyorog
Di Betawi, tradisi “Nyorog” atau membagi-bagikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti Bapak/Ibu, Mertua, Paman, Kakek/Nenek, menjadi sebuah kebiasan yang sejak lama dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadhan. Meski istilah “Nyorog”nya sudah mulai menghilang, namun kebiasan mengirim bingkisan sampai sekarang masih ada di dalam masyarakat Betawi. Bingkisan tersebut biasanya berisi bahan makanan mentah, ada juga yang berisi daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya. Tradisi “Nyorog” di masyarakat Betawi memiliki makna sebagai tanda saling mengingatkan, bahwa bulan suci Ramadhan akan segera datang, selain itu tradisi “Nyorog” juga sebagai pengikat tali silahturahmi sesama sanak keluarga.
7. Mungguhan
Mungguhan adalah satu kegiatan berkumpul bagi anggota keluarga, sahabat dan bahkan juga teman-teman kita saling bermaaf-maafan sambil menikmati sajian makanan khas untuk kemudian mempersiapkan diri masing-masing dalam menghadapi bulan Ramadhan yang akan datang. Tradisi ini adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi intinya tetap satu, yaitu berkumpul bersama sambil menikmati sajian makanan yang disuguhkan. Inilah tradisi yang biasa dilakukan ditengah masyarakat sunda pada umumnya yang secara turun temurun terus dipertahankan oleh setiap generasi berikutnya.


sumber: Palingseru.com
 

RESEP MASAKAN LEBARAN OPOR AYAM KETUPAT ENAK



RESEP MASAKAN LEBARAN TERBARU OPOR AYAM KETUPAT SPESIAL ENAK MENEMANI MAKANAN HARI RAYA IDUL FITRI 2012. GA LENGKAP RASANYA KALAU LEBARAN TANPA SAYUR DAN GULAI OPOR AYAM DITEMANI KETUPAT LEBARAN/LONTONG/TIPAT.

BAHAN :
  • 1/2 kilogram ayam paling bagus jika pakai ayam kampung muda
  • 1 buah kelapa (diparut ambil santannya)
  • 3 siung bawang putih
  • 11 buah bawang merah ukuran biasa
  • 5 butir kemiri
  • 1/2 sendok makan ketumbar
  • Seperempat (1/4) sendok makan jintan
  • seperempat (1/4) sendok makan merica
  • Satu (1) cm laos
  • Dua (2) lembar daun salam
  • Satu (1) batang sereh
  • Setengah (1/2) sendok makan gula merah
  • siapkan garam dan ketupat secukupnya
CARA MEMBUAT OPOR AYAM KETUPAT SPESIAL KHAS LEBARAN IDUL FITRI :
  1. Siapkan ayam yang sudah dibersihkan untuk di potong potong,
  2. Buat santan dari perasan 1 butir kelapa, buat santan kental dan santan
cair.
  • Gerus dan haluskan semua bumbu
  • Perlu diperhatikan sereh, daun salam dan laos jangan dihaluskan
  • Siapkan panci berisi air panas lalu masukkan santan cair dalam panci, tambahkan bumbu halus kedalam panci aduk rata sampai mendidih.
  • Jika sudah mendidih masukan daging ayam aduk sebentar lalu tuang santan kental, tunggu sampai masak
  • Opor ayam enak siap disajikan dengan ketupat lebaran. Boleh ditambahkan kerupuk.
  • Sehabis makan ketupat lebaran gulai opor ayam langsung sikat makan kue kering lebaran.
     
     
     
     

    Enaknya Pekerjaan Pria Ini, Sekali Pijat Payudara Dibayar Rp 312 Ribu


    pijat payudara wanita



     Pria mana sih yang tidak suka ya memijat payudara wanita pasti setiap pria suka apa lagi jika diberi uang setelah memijat payudara wanita pasti lebih asik lagi tuh.

    Nah di China ada pekerjaan yang kerjanya hanya memijat mijat payudara ibu ibu setelah pijat mereka akan dibayar sebesar 20 poundsterling atau sekira Rp312 ribu.

    Namun kamu jangan berpikir jorok dulu sebab pekerjaan ini merupakan yang memberi layanan terapis menyusui pada ibu-ibu yang baru melahirkan.

    Pria bernama Jun, berprofesi sebagai terapis yang bertugas membantu ibu menyusui untuk memproduksi susu bagi bayinya. Setidaknya ia akan memijat payudara ibu yang baru melahirkan selama 90 menit sampai payudara tadi bisa mengeluarkan air susu.

    Namun pekerjaan yang dilakukan oleh Jun ternyata menimbulkan sedikit masalah sebab tidak sedikit suami dari klien Jum merasa tidak terima jika payudara istrinya ia pegang pegang.

    “Semua terapis perempuan memiliki ratusan klien, tetapi ketika saya yang bekerja, para suami sadar bahwa saya seorang pria dan mereka menolakku,” ujar Jun, seperti dikutip Orange, Kamis (1/8/2013).

    “Saya benar-benar sangat baik ini jika orang memberikan saya kesempatan. Saya belajar mengenai fisiologi, pijat, akupunktur dan saya sangat mumpuni dibidang itu. Orang seharusnya melihat saya sebagai seorang dokter atau perawat,” tambahnya.

    sumber
     

    5 Bahaya Pacaran Online di Internet

    Perkembangan internet yang sangat pesat sangat memudahkan banyak orang dalam beraktivitas. Memesan novel terbaru, membaca berita-berita teraktual, mencari lowongan pekerjaan, bahkan mencari teman berkencan. Lalu apakah internet itu aman? Tidak juga. Sama seperti dunia nyata, internet sangat rawan oleh berbagai macam kriminalitas.


    Yang terbanyak adalah kasus penipuan dan pembobolan situs. Bagaimana dengan kencan online? Kencan secara online memang menciptakan cara baru untuk berkenalan dengan orang tanpa harus bertatap muka langsung, entah lewat website kencan online, instant messenger (Yahoo Messenger, Windows Live Messenger), online games atau social networking website (Twitter, Facebook). Namun, di balik itu, ada bahaya laten yang mengancam para penggunanya.



    Berikut ini adalah 5 bahaya kencan di internet:



    1. Kamu tidak tahu siapa sebenarnya lawan bicaramu

     Bahaya pertama tentu saja berkaitan tentang identitas lawan bicaramu. Lawan bicaramu bisa saja memasang berbagai informasi fiktif seperti jenis kelamin, umur, foto, atau pekerjaannya. Kamu tidak akan pernah tahu siapa ia sebenarnya sebelum kamu pernah bertatap muka dengannya. Akan sangat menyakitkan sekali bukan, jika ternyata kamu sudah membuang-buang waktumu untuk berbagi perasaan dengan orang yang fiktif.

    Mengidentifikasi lawan bicara yang fiktif sebenarnya mudah saja, kamu tinggal mengajak ia bertemu empat mata langsung. Orang yang fiktif biasanya akan sulit ditemui dengan berbagai macam alasan. Tentu saja, jika ia mau bertemu secara langsung, bukan berarti kamu lepas dari bahaya kencan di internet. Baca poin berikutnya.



    2. Resiko penipuan yang tinggi

     Seorang pria bernama Dale Bell di West Allis, Amerika Serikat, harus rela kehilangan ribuan dolar akibat penipuan di Internet. Dale Bell pada awalnya berkenalan dengan saling bertukar email kepada seorang wanita yang mengaku bernama Oladele, seorang penduduk New York yang sedang tinggal di Nigeria. Oladele lalu mengirim foto dan email-email romantis kepada Dale.



    Tertarik kepada Oladele, wanita yang sama sekali belum pernah ia temui, Dale tanpa ragu-ragu mengirimkan uang dengan total lebih dari 3000 dolar ketika Oladele berjanji akan datang ke Milwaukee untuk bertemu dengannya. Tentu saja orang tersebut tidak pernah datang. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata Oladele memakai foto seorang model Hawaii bernama Nicole untuk memikat hati Dale. Jika ada ungkapan yang berkata, sebuah gambar setara dengan seribu kata, maka bagi Dale dan korban penipuan lainnya, sebuah gambar setara dengan ribuan dolar.



    Kisah di atas dan banyak kisah lain yang bisa kamu baca di koran adalah contoh nyata bahwa dunia online adalah dunia yang ‘jahat’ apabila kamu tidak bisa memanfaatkannya dengan benar.



    3. Masalah privasi



    Masalah berikutnya adalah persoalan privasi. Alamat e-mail, alamat rumah, latar belakang, dan data dirimu akan dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab apabila kamu terlalu mudah mencantumkannya di suatu website asing. E-mail spamming dan penipuan adalah hal-hal yang harus diwaspadai ketika kamu memberikan data dirimu pada suatu website.



    4. Kekerasan fisik


     Seperti yang saya katakan di poin pertama, jika kamu sudah bertemu secara langsung, bukan berarti kamu lepas dari bahaya kencan online. Kamu bisa saja bertemu dengan orang yang bermaksud jahat, entah karena ingin merampok, membunuh, memperkosa, atau bahkan bertemu dengan psikopat. Waspadalah terutama jika kamu adalah seorang wanita, jangan pernah bertemu sendirian dengan orang yang hanya kamu kenal lewat internet.



    5. Pemalsuan status relationship

    Pada bulan September 2010, pria asal Inggris, John Lorne McDonald harus kehilangan nyawanya setelah dibunuh oleh Anselmo Locastales, seorang pria Filipina. Anselmo adalah kekasih asli Nanqueen Romero, seorang wanita yang ia kenal lewat sebuah chat room. Ternyata Anselmo cemburu terhadap John dan menusuknya sampai tewas. Pemalsuan status seperti ini kerap terjadi di dunia maya dan membuat dirimu memiliki banyak masalah ketika kamu sudah terjerat, katakanlah, dengan orang yang sudah menikah atau memiliki kekasih.



    Internet itu memudahkan hidup, kita semua setuju itu. Namun, kemudahan itu juga memberikan celah bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan berbagai macam kriminalitas. Selalu waspadalah terhadap apa yang kamu lihat dan baca di internet karena bagaimanapun juga, dunia online adalah dunia buatan manusia.

    sumber

     
     
    Support : Creating Website | Pondok Reot Template | Pondok REot Template
    Copyright © 2011. pondok reot - Hak cipta dilindungi undang-undang
    Template Created by Creating Website Published by Pondok Reot Template
    Proudly powered by Blogger