Pasar tradisional yang sebagian besar menjual buah dan sayuran ini dilewati kereta api delapan kali sehari. Menariknya, saat kereta api itu lewat, tak terbesit rasa khawatir sama sekali di wajah pedagang dan pembelinya. Mereka dengan santai melakukan transkasi jual beli, padahal jarak antara kereta api dan barang dagangan itu hanya tinggal beberapa centimeter.
Tak hanya itu, para pembeli juga dengan santai berjalan di depan kereta api yang akan lewat tanpa takut akan tertabrak. Padahal kereta yang lewat itu melaju dengan kecepatan 24 kilometer per jam. Setelah kereta api tersebut lewat, mereka pun kembali berjejal di atas rel tersebut seakan-akan tak terjadi apa-apa.
Keunikan pasar yang dilewati kereta api ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis. Turis-turis asing berbondong-bondong mengunjungi tempat yang diklaim sebagai pasar paling berbahaya di dunia ini setiap harinya. Selain buah-buahan, pasar tersebut juga menjajakan kebutuhan hidup lainnya seperti ikan, bumbu-bumbu dan makanan tradisional setempat.
Sumber