1. Karl Rabeder - Milyuner Dermawan
Seorang miliuner Austria, Karl Rabeder, memberikan setiap sen kekayaanya senilai total 3 juta poundsterling atau setara Rp 50 miliar setelah menyadari kekayaannya tidak membuat dirinya bahagia.
Rabeder (47), pengusaha sukses dari Telfs, kini tengah menjual vila mewah dengan danaunya serta pemandangan pengunungan Alps yang spektakuler senilai Rp 21 miliar. Dia juga menjual rumah pertanian dari batu serta belasan hektar lahan di sekitaranya di Provence dengan nilai Rp 10 miliar, serta enam koleksi pesawat terbang layang senilai Rp 6 miliar dan sebuah mobil audi mewah senilai Rp 700 juta. Selain itu, dia telah menjual perabot interior dan aksesori bisnis, dari vas hingga bunga artifisial.
"Rencana saya adalah untuk tidak menyisakan apa pun. Tidak memiliki apa pun," katanya kepada The Daily Telegraph pada awal pekan ini. "Uang itu kontraproduktif, uang menghalangi datangnya kebahagiaan."
Ia akan keluar dari rumah mewahnya itu, lalu menyepi ke sebuah pondok kayu kecil yang ciamik di pengunungan tersebut atau ke sebuah rumah sederhana di Innsbruck. Semua hasil penjualan hartanya akan menjadi modal untuk lembaga amal yang dia dirikan di Amerika Tengah dan Latin, tetapi ia tidak akan mengambil gaji dari situ.
"Lama saya meyakini bahwa dengan banyak kekayaan dan kemewahan berarti secara otomatis akan lebih membahagiakan," katanya. "Saya berasal dari kerluarga yang sangat miskin, yang aturanya adalah bekerja lebih keras untuk mencapai hal-hal material yang lebih banyak dan saya melakukan hal itu bertahun-tahun," kata Rabeder.
Namun, dia kemudian merasakan sesuatu yang lain, perasaan yang justru bertentangan dengan keyakinan awalnya. "Semakin sering saya mendengar kata-kata, 'Hentikan apa yang Anda lakukan sekarang, segala kemewahan dan konsumerisme ini, dan mulailah hidupmu yang sesungguhnya,'" katanya. "Saya merasa, saya bekerja laksana budak untuk hal-hal yang tidak saya ingin atau butuh. Saya kira bahwa ada banyak orang lain yang melakukan hal yang sama."
Bagaimanapun, selama bertahun-tahun dia tidak cukup berani untuk menghentikan semua hal yang memerangkap kenyamanan eksistensinya. Akhirnya titik balik itu terjadi saat dia berada dalam liburan selama tiga minggu bersama istrinya di Kepulauan Hawaii.
"Itu merupakan guncangan terbesar dalam hidup saya ketika saya menyadari betapa mengerikan dan tanpa perasaannya kehidupan bintang lima itu," katanya. "Dalam tiga minggu tersebut, kami menghabiskan semua uang yang mungkin dapat Anda belanjakan. Namun, dalam keseluruhan waktu itu, kami merasa bahwa kami tidak menemukan seorang pribadi yang nyata, semuanya aktor. Para staf memainkan peran untuk ramah dan para tamu memainkan peran sebagai orang penting dan tidak seorang pun nyata."
Dia memiliki perasaan bersalah yang sama ketika melakukan perjalanan ke Amerika Selatan dan Afrika. "Saya semakin mendapatkan sensasi bahwa ada hubungan antara kekayaan kami dan kemiskinan mereka," katanya. Tiba-tiba dia menyadari, "Jika saya tidak melakukan ini sekarang, saya tidak pernah melakukan hal ini dalam sisa hidup saya."
Maka, Rabeder memutuskan untuk mengundi rumahnya di Alpine. Ia menjual sebanyak 21.999 tiket lotere, masing-masing hanya seharga 87 poundsterling. Rumah di Provence di Desa Cruis dijual oleh agen properti lokal. Semua uang akan disalurkan untuk usaha kredit mikro yang menawarkan pinjaman skala kecil kepada warga Amerika Latin dan membangun bantuan strategis untuk pemberdayaan diri orang-orang di El Salvador, Honduras, Bolivia, Peru, Argentina, dan Cile.
Sejak menjual hartanya, Rabeder mengatakan bahwa dirinya merasa bebas, tidak lagi merasa terbebani. Namun, dia mengatakan, ia tidak akan menghakimi orang kaya yang memilih untuk terus menumpuk kekayaan. "Saya tidak punya hak untuk memberikan nasihat bagi orang lain. Saya hanya mendengar suara hati saya."
2. Mahmoud Ahmadinejad - Presiden Tanpa Gaji
Kalau dilihat hasil wawancara terhadap diri Beliau,kita bisa tahu betapa mulianya hatinya..
berikut beberapa peercakapan ketika diwawancarai oleh TV FOX (AS) mengenai kehhidupan
pribadinya..
pribadinya..
wartawan : Saat anda melihat cermin di stiap pagi,apa yg anda katakan pada diri anda??
presiden : Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya : " ingat,kau tak lebih dari
pelayan,hari di depan mu penuh dg tanggung jawab yg berat,yaitu melayani bangsa Iran."
pelayan,hari di depan mu penuh dg tanggung jawab yg berat,yaitu melayani bangsa Iran."
Presiden Iran ketika diwawancarai
a. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Iran,Mahmoud ahmadinejad
menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu
kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
b. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP,
lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler
untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.
c. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan
kantor kepresidenannya.
kantor kepresidenannya.
d. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya dan
menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya,
arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan
disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi,sehingga pada saat
menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornyadengan kepala tegak
menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya,
arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan
disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi,sehingga pada saat
menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornyadengan kepala tegak
e. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari
Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah
daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah
uang gaji bulanannya.
Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah
daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah
uang gaji bulanannya.
f. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.
g. Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya. Hanya itulah yang
dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis,
belum lagi secara minyak dan pertahanan. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya
adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis,
belum lagi secara minyak dan pertahanan. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya
adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
Makanan buatan sang isteri
h. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap
hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan
gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan
gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
i. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi
pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang
dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.
pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang
dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.
j. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan
efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat
masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2
seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai
tempat di negaranya.
efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat
masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2
seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai
tempat di negaranya.
k. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar
karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
l. Sepanjang sholat, semua dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka
m. Bahkan ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada
meskipun hanya beralaskan karpet biasa
meskipun hanya beralaskan karpet biasa
Bagaimana pendapat kalian setelah tau sosok Mahmoed Ahamadinejad ini??
Sungguh sosok yg berhati mulia dan jarang sekali ditemukan..
Seorang Pemimpin yang sederhana dan tidak memandang kepemimpinannya sebagai suatu kehebatan..
Seorang yang rendah hati,Pemimpin yang selalu mengedepankan urusan rakyatnya..
Allah pasti akan sayang sekali dg Beliau :)
Subhanallah..
Andai saja Negeri ini dipimpin oleh orang orang seperti beliau...
3. Bai Fang Li - Tukang Becak Dermawan
Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya
dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada
orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan
imbalan uang sekedarnya. Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk
ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa
untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk beribadah. Dia
melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri
kerja kerasnya setelah jam delapan malam.
Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak
pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya.
Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih.
Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan
nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringatbercucuran
berusaha mengayuh becak tuanya.
Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong
kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk
itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat
sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana
ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak. Gubuk itu hanya
merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, di ruang itu
juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, di ruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang
berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada
sebuah piring seng comel dan ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung
sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk
tua itu bila malam telah menjelang.
Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang.
Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah
merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka
menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu
dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.
Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia
mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli
pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu
bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya,
karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana
yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin.
Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.
Ceritanya dimulai saat hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah
mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun
yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja.
Tubuh kecil itu nampak sempoyongan menggendong beban berat dipundaknya, namun terus
dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya,
ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah
menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki
yang diperolehnya hari itu. Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu
yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat
sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia
bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah
itu makanan dari surga. Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu,
dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli
makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis
bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya” jawab anak itu. “Orang tuamu di mana?”
tanya Bai Fang Li. “Saya tidak tahu, ayah ibu saya pemulung. Tapi sejak sebulan lalu setelah
mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari
makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil” sahut anak itu. Bai Fang Li minta
anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li
semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan
4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian
yang compang camping. Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu yang tidak
terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena
memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus
orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.
Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim
piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap
hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar
mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan
pendidikan yang layak. Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh
becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan
uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong
kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan
malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya
yang kekurangan.
Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan
dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang
masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit
yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama
365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah cuaca dingin atau dalam
panas matahari yang sangat menyengat tubuh kurusnya.
“Tidak apa-apa saya menderita, yang pentingg biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan
yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila
orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa
perduli dengan dirinya sendiri. Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga
hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah
donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan
tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan
rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.
Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang
lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan” katanya dengan sendu. Semua
guru di sekolah itu menangis.
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, d
ia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300,
kurang lebih setara 455 juta rupiah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan
sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin. Foto terakhir yang
orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan ” Sebuah Cinta yang
istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.
4. Irwin Corey - Jutawan yang Selama 17 tahun menjadi Pengemis
Tiga tahun lagi, usianya genap 100 tahun. Dengan tubuh renta, dan mata yang tak lagi awas melihat,
setiap hari pria itu berjalan pincang, membawa keranjang dorong, menghampiri mobil-mobil yang
berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Kepada para pengemudi, ia meminta recehan
dan menawarkan koran gratis sebagai balasannya. Orang yang tak tahu pastilah menganggapnya
sekedar pengemis. Namun siapa sangka kakek renta itu pernah dikenal sebagai 'orang terkemuka
di dunia'.
Tiga tahun lagi, usianya genap 100 tahun. Dengan tubuh renta, dan mata yang tak lagi awas melihat,
setiap hari pria itu berjalan pincang, membawa keranjang dorong, menghampiri mobil-mobil yang
berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Kepada para pengemudi, ia meminta recehan
dan menawarkan koran gratis sebagai balasannya. Orang yang tak tahu pastilah menganggapnya
sekedar pengemis. Namun siapa sangka kakek renta itu pernah dikenal sebagai 'orang terkemuka
di dunia'.
Dia adalah Irwin Corey, komedian, aktor, juga aktivis politik sayap kiri. Setiap hari, tujuh hari
dalam seminggu, ia menyusuri Jalan East 35th, Manhattan. Sudah 17 tahun ia melakukan
kegiatan itu. Tentu saja, Corey, yang sekian lama malang melintang berkarir di Broadway,
televisi, teater, dan klub komedi, tak membutuhkan uang, apalagi recehan yang ia kumpulkan.
Bahkan, ia sama sekali bukan tunawisma, seperti penampilannya yang berantakan dan kumuh.
Ia punya apartemen di kawasan elit New York yang nilainya diperkirakan US$3,5 juta atau
sekitar Rp31 miliar.
Lalu apa alasannya menyamar jadi gembel dan mengemis di jalanan? Jawab Corey: untuk
membunuh rasa kesepian akibat ditinggal istri yang mendampinginya selama 70 tahun, Fran.
Juga untuk menolong sesama. Pria 97 tahun itu juga tak pernah mengantongi uang yang ia
kumpulkan -- yang sehari bisa mencapai US$250 atau sekitar Rp2,2 juta. Uang itu dia sumbangkan
untuk bantuan medis pada anak-anak di Kuba. Ia bahkan pernah mengunjungi Kuba membawa
bantuan. Fotonya bersama dengan Fidel Castro ia pajang di dinding apartemennya yang mewah.
Corey mengaku, belum sepenuhnya meninggalkan karirnya di dunia hiburan yang ia jalani selama
delapan dekade. Ia masih tampil reguler, minggu lalu ia tampil sebuah klub lokal di Chicago.
Di dunia hiburan, Corey mendapat julukan 'Profesor' sejak 1940-an dengan tampilannya yang
khas: jas berekor, dasi tali, sepatu tinggi, dan rambut berdiri mirip orang-orangan sawah.
dalam seminggu, ia menyusuri Jalan East 35th, Manhattan. Sudah 17 tahun ia melakukan
kegiatan itu. Tentu saja, Corey, yang sekian lama malang melintang berkarir di Broadway,
televisi, teater, dan klub komedi, tak membutuhkan uang, apalagi recehan yang ia kumpulkan.
Bahkan, ia sama sekali bukan tunawisma, seperti penampilannya yang berantakan dan kumuh.
Ia punya apartemen di kawasan elit New York yang nilainya diperkirakan US$3,5 juta atau
sekitar Rp31 miliar.
Lalu apa alasannya menyamar jadi gembel dan mengemis di jalanan? Jawab Corey: untuk
membunuh rasa kesepian akibat ditinggal istri yang mendampinginya selama 70 tahun, Fran.
Juga untuk menolong sesama. Pria 97 tahun itu juga tak pernah mengantongi uang yang ia
kumpulkan -- yang sehari bisa mencapai US$250 atau sekitar Rp2,2 juta. Uang itu dia sumbangkan
untuk bantuan medis pada anak-anak di Kuba. Ia bahkan pernah mengunjungi Kuba membawa
bantuan. Fotonya bersama dengan Fidel Castro ia pajang di dinding apartemennya yang mewah.
Corey mengaku, belum sepenuhnya meninggalkan karirnya di dunia hiburan yang ia jalani selama
delapan dekade. Ia masih tampil reguler, minggu lalu ia tampil sebuah klub lokal di Chicago.
Di dunia hiburan, Corey mendapat julukan 'Profesor' sejak 1940-an dengan tampilannya yang
khas: jas berekor, dasi tali, sepatu tinggi, dan rambut berdiri mirip orang-orangan sawah.
Ia bersikap sopan pada orang-orang yang memberinya koin di jalanan. Juga menyapa dengan
sapaan lucu, "see you later, alligator". Dalam wawancara dengan New York Times, ia tak
menjelaskan secara rinci posisi keuangannya. Namun, agen yang menanganinya lebih dari 50 tahun,
Irvin Arthur (85) mengatakan, Corey tak butuh uang, sampai-sampai harus mengemis di jalanan.
"Ini bukan soal uang, untuk Irwin, jalanan adalah panggung pertunjukkannya."
5. Wu Juping - Menyelamatkan Balita
Seorang balita berusia dua tahun di Hangzhou propinsi Zhejiang China terjatuh dari lantai sepuluh
sebuah gedung bertingkat, Senin ( 4/07 ). Beruntung seorang perempuan berhasil menangkap
balita tersebut. Perempuan bernama Wu Juping hanya memar tangannya setelah menangkap si balita.
Ia pun dijuluki sebagai pahlawan oleh televisi nasional China, yang menampilkan gambar Wu sedang
di rumah sakit. Rupanya, Wu mengalami patah tulang karena menangkap si bayi jatuh yang disebut
‘Niu Niu’ oleh media Jepang.
Peristiwa itu terjadi ketika ibu muda Wu yang memiliki bayi berusia tujuh bulan, melihat anak
kecil tergantung di jendela sebuah apartemen. Berpikir cepat, ia melemparkan sepatu hak tinggi
yang ia kenakan, berlari ke arah apartemen itu. Bersamaan itu tubuh mungil balita melayang ke tanah.
Niu Niu si balita malang itu mendarat di tangan Wu dan terlempar ke rumput. Begitu kerasnya
benturan itu membuat Wu langsung pingsan karena kekuatan hantaman tubuh bayi yang ia selamatkan.
Niu Niu juga mengalami luka parah dengan pendarahan dalam yang membuat kondisinya masih kritis.
Saat kejadian, Niu Niu ditinggal sendirian oleh ibunya di lantai 10 apartemen yang mereka huni.
Direktur rumah sakit di Kota Fuyang tempat Wu dirawat, Jin Dengfeng, memberinya perawatan
gratis setelah tahu tindakan perempuan itu. Wu menuturkan dirinya baik-baik saja setelah
menerima support masyarakat atas tindakannya menyelamatkan balita itu.
sapaan lucu, "see you later, alligator". Dalam wawancara dengan New York Times, ia tak
menjelaskan secara rinci posisi keuangannya. Namun, agen yang menanganinya lebih dari 50 tahun,
Irvin Arthur (85) mengatakan, Corey tak butuh uang, sampai-sampai harus mengemis di jalanan.
"Ini bukan soal uang, untuk Irwin, jalanan adalah panggung pertunjukkannya."
5. Wu Juping - Menyelamatkan Balita
Seorang balita berusia dua tahun di Hangzhou propinsi Zhejiang China terjatuh dari lantai sepuluh
sebuah gedung bertingkat, Senin ( 4/07 ). Beruntung seorang perempuan berhasil menangkap
balita tersebut. Perempuan bernama Wu Juping hanya memar tangannya setelah menangkap si balita.
Ia pun dijuluki sebagai pahlawan oleh televisi nasional China, yang menampilkan gambar Wu sedang
di rumah sakit. Rupanya, Wu mengalami patah tulang karena menangkap si bayi jatuh yang disebut
‘Niu Niu’ oleh media Jepang.
Peristiwa itu terjadi ketika ibu muda Wu yang memiliki bayi berusia tujuh bulan, melihat anak
kecil tergantung di jendela sebuah apartemen. Berpikir cepat, ia melemparkan sepatu hak tinggi
yang ia kenakan, berlari ke arah apartemen itu. Bersamaan itu tubuh mungil balita melayang ke tanah.
Niu Niu si balita malang itu mendarat di tangan Wu dan terlempar ke rumput. Begitu kerasnya
benturan itu membuat Wu langsung pingsan karena kekuatan hantaman tubuh bayi yang ia selamatkan.
Niu Niu juga mengalami luka parah dengan pendarahan dalam yang membuat kondisinya masih kritis.
Saat kejadian, Niu Niu ditinggal sendirian oleh ibunya di lantai 10 apartemen yang mereka huni.
Direktur rumah sakit di Kota Fuyang tempat Wu dirawat, Jin Dengfeng, memberinya perawatan
gratis setelah tahu tindakan perempuan itu. Wu menuturkan dirinya baik-baik saja setelah
menerima support masyarakat atas tindakannya menyelamatkan balita itu.
Wu Juping ( 31 ) tengah mendapat perawatan ditunggui anak balitanya. Tangannya patah
setelah menangkap si balita Niu yang terjatuh dari lantai 10 sebuah aparteman di kota Fuyang.
Tim dokter yang merawat Wu mengatakan ia perlu perawatan antara empat hingga tujuh jam
untuk mengetahui apakah ada komplikasi memar di tangan Wu. Wakil Presiden Direktur
Rumah Sakit Fuyang TMC Orthopedic, Jin Dengfeng menyatakan setelah pemeriksaan,
tim dokter akan melakukan reposisi tulang tangan Wu yang bergeser akibat benturan.
Jin mengungkapkan benturan yang dialami Wu apabila menimpa bagian kepala atau leher
dapat mengakibatkan kematian. Sementara itu suami Wu, Chen Jianguo bangga dengan keberanian i
strinya menangkap balita malang itu yang terjatuh dari lantai sepuluh. Sedangkan Wu, mengaku
tak menyesal telah menyelamatkan nyawa Niu Niu meski ia sementara ini terpaksa berhenti memberikan ASI kepada bayinya sendiri. “Saya berharap Niu Niu segera sembuh,” ujarnya lirih.
6. Chen Xianmei - Membantu Korban Tabrak Lari
saja masih dirawat di rumah sakit. Seorang pemulung yang menjadi penolongnya disaat orang
lain tak memperdulikan nasibnya, justru dituduh mencari sensasi.
Anggapan bahwa moralitas warga di China sudah menurun, sepertinya memang benar adanya.
Chian Xianmei, seorang pemulung yang membantu Yue Yue disaat meregang nyawa usai dilindas
dua kali oleh mobil justru dianggap mencari ketenaran.
Sebelumnya, bocah perempuan berusia dua tahun itu dilindas oleh mobil yang melintas.
Selama dirinya terkapar, tidak ada seorang pun yang mau membantunya kecuali Chen Xianmei.
Pemulung berusia 58 tahun itu, terekam dalam video keamanan yang memperlihatkan dirinya
memberikan pertolongan kepada bocah malang tersebut. Usai berita mengenai kecelakaan yang
dialami Yue Yue merebak, nama Chen Xianmei pun mendadak terkenal karena dirinya rela
memberikan bantuan tanpa pamrih.
Tetapi niat baik Chen Xianmei ini justru dianggap seperti sebuah kebaikan yang palsu oleh beberapa
orang. Beberapa warga mempertanyakan, apakah dirinya membantu bocah tersebut hanya karena
ingin terkenal.
Tuduhan ini tentu melukai hatinya dan keluarganya. Chen sendiri mengaku hanya ingin membantu
karena hal tersebut hanyalah bentuk respons alami seorang ibu. Demikian diberitakan
Shanghai Daily, Kamis (20/10/2011).
Apa yang dialami oleh Yue Yue memang mencengangkan masyarakat China. Mereka yang melihat
video kecelakaan tersebut menilai ada kemerosotan moral yang terjadi di sekitar mereka saat ini.
Setelah terlindas dua kali, 18 orang yang melintas di sekitar lokasi kejadian justru tidak
memberikan bantuan sama sekali. Jika, bukan karena Chen, Yue Yue bisa saja kehilangan
nyawanya saat ini.
Kini kondisi Yue Yue dilaporkan sudah bisa bernapas dengan alat bantu pernapasan. Sedangkan
denyut nadinya saat ini dikabarkan stabil.
Polisi sendiri saat ini sudah memproses supir yang menabrak Yue Yue. Polisi pertama kali
menangkap supir yang bernama Jiang. Sementara pelaku pertama yang menabrak Yue Yue, yang diketahui bernama Hu menyerahkan dirinya kepada polisi.
Hu mengaku bahwa dirinya menyadari melindas sesuatu, tetapi dirinya tidak mengetahui apa
yang ditabraknya itu adalah anak kecil. Kondisi hujan yang terjadi saat itu juga menjadi alasan bagi Hu.
Dirinya tidak melihat jalanan dengan jelas dan tidak dapat mendengar teriakan Yue Yue. Ia baru
sadar telah menabrak seorang anak kecil tersebut setelah menonton berita di televisi.
7. Bill Gates - Sumbang 8 Triliun untuk Warga Miskin
Kekayaan: $124 Milyar
Sangat banyak yang tau dengan sosok orang terkaya di dunia yang satu ini, dia adalah Bill Gates.
Si Raja Software pendiri perusahaan Microsoft yang disebut-sebut adalah seorang hacker jenius
yang dapat menggabungkan keahlian di bidang pemrograman serta keahlian di bidang bisnis.
Banyak yang mengatakan bahwa Bill Gates memperoleh harta kekayaan melalui jalur yang tidak legal,
namun terlepas dari itu semua, dia adalah sosok yang sangat dikagumi selain Warren Buffet. Bill
Gates adalah pendiri Yayasan Bill and Melinda Foundation dan berjanji akan menyumbangkan 90%
harta kekayaan untuk kegiatan amal.