Biasanya, pada bulan-bulan di musim panas ini diadakan berbagai festival musik di berbagai belahan dunia, khususnya yang memiliki lebih dari satu musim. Masalah yang kemudian sering dihadapi oleh orang yang datang menonton festival selama 3 hari 2 malam tanpa henti adalah masalah komunikasi. Dimana di tempat seperti itu mungkin akan lebih mudah menemukan toilet umum dibanding mencari sebuah stop-kontak listrik untuk mengisi baterai ponsel, laptop atau gadget lainnya.
Atas dasar pemikiran sederhana tersebut, Orange (sebuah brand milik perusahaan telekomunikasi Perancis) bekerjasama dengan GotWind (sebuah organisasi yang berkecimpung di bidang teknologi yang terbarukan) telah menciptakan sebuah kaos yang mampu merubah gelombang suara menjadi listrik. Mereka menyebutnya Sound Charge T-shirt.
Tujuan mereka adalah menciptakan sebuah solusi untuk kebutuhan mengisi ulang baterai ponsel atau gadget dengan lingkungan yang berisik seperti tempat festival atau daerah pengeboran tambang. Dengan demikian, kebutuhan akan komunikasi dapat terus terpenuhi dan tidak perlu terputus.
Prinsip kerja Sound Charge T-shirt adalah dengan menggunakan elemen Piezoelectric untuk menghasilkan listrik. Teknologi Piezoelectric sendiri telah dikenal sejak abad ke-19. Piezo berasal dari bahasa Yunani, piezo/piezin yang artinya tekanan. Sehingga istilah piezoelectric biasa digunakan untuk menyebut perangkat yang menggunakan tekanan untuk memproduksi listrik.
Contoh piezoelectric yang paling mudah adalah dengan melihat pada pemantik api. Kristal piezoelectric di dalam pemantik digunakan untuk menciptakan listrik tegangan tinggi setelah dipukul oleh palu pegas. Listrik ini kemudian membakar gas dan terciptalah api.
Panel Piezoelectric yang berupa sebuah lapisan film berukuran A4 dilekatkan pada kaos (bagian berwarna putih). Lapisan film piezoelectric ini menerima "tekanan" dari gelombang suara yang datang.
Kemudian, bahan kristal kuarsa piezoelectric di dalam lapisan film tersebut mengkonversi tekanan gelombang suara menjadi listrik.
Listrik yang diproduksi akan disimpan dalam sebuah baterai penampung kecil. Nantinya, gadget yang ingin di-charge tinggal 'dicolokkan' ke baterai tersebut.
Untuk suara yang berada di level 80dB, maka T-shirt tersebut mampu memproduksi listrik sebesar 6 Watt. Menurut mereka, suara tersebut setara dengan suara keramaian di jalan-jalan kota besar (kalau di tempat dugem berapa dB ya..? ).
Pada sebuah artikel lain dikatakan bahwa port USB sebuah PC mampu mengeluarkan daya 2,5 watt. Saya sendiri belum pernah menghitung daya dari USB PC (selain tidak tahu caranya), namun dari pengalaman, dengan daya dari USB PC saja sebuah ponsel Samsung Star bisa full-charge dalam 3-4 jam.
Untuk sebuah pertunjukan live musik, tentunya suara sekeras itu (80 dB) akan dengan mudah diperoleh. T-shirt ini juga sudah diujicobakan pada ajang festival musik tahunan terbesar di UK beberapa waktu lalu, yaitu Glastonbury.
Tentu penemuan ini masih belum sempurna. Masih perlu beberapa perbaikan dan pengembangan yang harus dilakukan untuk bisa diproduksi masal. Selain itu, ini hanyalah salah satu solusi dari sekian banyak cara untuk mendapatkan energi alternatif, misalnya dengan panel surya. Menurut saya, setiap inovasi layak untuk diapresiasi, walau pada awalnya terdengar menggelikan, namun siapa tahu inovasi menggelikan tersebut bisa mengantarkan umat manusia pada sebuah zaman yang lebih maju lagi.