Pernyataan itu dikeluarkan menanggapi apa yang mereka sebut sebagai 'tindakan provokatif' Amerika Serikat dan Korsel melalui latihan militer bersama.
Kim Jong-un telah memerintahkan persiapan serangan roket ke pangkalan militer AS. Apalagi AS dan Korsel juga menghadirkan pesawat siluman B-2.
Ini bukanlah ancaman "perang" pertama yang dilontarkan Korut, semenjak negara itu dikenai sanksi internasional akibat uji coba nuklir ketiga pada Februari lalu.
Korut dan Korsel secara teknis masih dalam keadaan berperang sejak konflik bersenjata pada 1953 berakhir, tetapi tidak pernah ditindaklanjuti dengan perjanjian damai.
Di Washington, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Caitlin Hayden mengatakan, pernyataan anak Kim Jong-il itu sebagai 'tindakan yang tidak konstruktif'.
"Kami menanggapi ancaman serius tersebut dan tetap berhubungan erat dengan sekutu kami, Korea Selatan," kata Caitlin Hayden.
Kim Jong-un dilaporkan mengecam pesawat B-2 yang melintas Korea Selatan sebagai langkah gegabah yang menunjukkan ultimatum pemicu perang nuklir di Semenanjung Korea. Kim Jong-un menyasar pangkalan militer AS di Hawaii, Guam, dan Korea Selatan.
Ribuan tentara Korea Utara dan mahasiswa ikut serta dalam unjuk rasa di kota Pyongyang untuk mendukung pengumuman Kim Jong-un itu.
sumber