Dunia sedang menghadapi ledakan penderita diabetes. Data paling baru
menyebutkan angkanya mencapai 350 juta orang di seluruh dunia, jauh
melebihi prediksi Federasi Diabetes International (IDF) yang
memproyeksikan tahun 2010 ada 285 juta penduduk dunia yang akan menjadi
korban penyakit yang bisa merenggut penglihatan, bahkan kematian ini.
Walaupun para ahli sepakat diabetes merupakan masalah kesehatan terbesar
di abad 21, nyatanya masih banyak orang yang angkat bahu ketika ditanya
tentang kemungkinan menderita penyakit ini. Selain karena gejalanya
memang tidak terlihat, tak sedikit yang masih mengira penyakit ini
disebabkan karena mengasup makanan manis terlalu banyak.
Padahal, menurut dr.Budiman Darmowidjojo, Sp.PD, diabetes melitus tidak
berhubungan dengan kebanyakan makan gula. Seseorang didiagnosis diabetes
ketika tubuhnya tidak cukup menghasilkan insulin atau tidak menggunakan
insulin yang ada dengan benar. "Tidak benar jika penyakit ini timbul
karena kebanyakan makan makanan manis," katanya.
Faktor yang menyebabkan tingginya jumlah penderita adalah karena
perubahan pola makan menjadi tinggi lemak dan kurangnya aktivitas fisik.
Keterkaitan penyakit ini dengan gula mungkin berpangkal dari kenyataan
penderita diabetes harus membatasi asupan gula mereka.
"Yang harus dibatasi sebenarnya bukan hanya gula, tetapi total kalori
karena sebagian besar yang kita makan untuk dijadikan energi akan diubah
menjadi glukosa. Pada penderita diabetes, pola makan yang tidak
terkontrol akan meningkatkan kadar glukosa," papar dokter dari Divisi
Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
Jakarta.
Pada orang sehat, glukosa secara otomatis diserap oleh sel-sel. Tubuh
menggunakan insulin yang dihasilkan oleh sel B pankreas untuk membuka
reseptor sel sehingga glukosa bisa masuk. Akan tetapi pada orang yang
menderita diabetes, terjadi resistensi insulin sehingga gula darah tidak
dapat masuk.
Gula yang berlebih ini terkumpul dalam aliran darah dan dalam jangka
panjang bisa menyebabkan komplikasi. "Sebenarnya yang berbahaya bukan
gula darah yang tinggi, tetapi komplikasi yang ditimbulkannya,"
imbuhnya.
Komplikasi
Diabetes merupakan penyakit yang menyerang diam-diam namun pada akhirnya
akan menjadi bencana. Penyakit yang makin umum ditemui ini setiap
tahunnya membunuh tiga juta orang di seluruh dunia.
Menurut dr.Budiman, penyebab kematian pasien diabetes sebenarnya bukan
karena penyakit itu sendiri tetapi komplikasinya. "Hampir 40 persen
meninggal karena penyakit jantung, sisanya karena gagal ginjal, stroke,
atau kanker," papar ketua Jakarta Diabetes Meeting yang akan diadakan
November 2011 mendatang ini.
Komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh diabetes ada yang akut, seperti
hipoglikemi (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (gula darah
terlalu tinggi), atau komplikasi kronik.
"Komplikasi kronik sendiri ada yang memengaruhi pembuluh darah besar
seperti penyakit jantung koroner atau stroke, atau yang memengaruhi
pembuluh darah kecil sehingga pasien menderita gangguan saraf, ginjal,
impotensi, atau kebutaan," paparnya.
Kadar gula darah yang tinggi, terang Budiman, juga akan mengganggu
sistem hormonal sehingga kadar hormon tertentu meningkat yang berujung
pada naiknya tekanan darah. "Sekitar 60-80 persen pasien diabetes
menderita hipertensi," katanya.
Karena itulah sangat penting untuk memeriksakan gula darah guna
mawaspadai naiknya kadar gula darah, terutama jika dalam riwayat
keluarga ada yang menderita penyakit ini, usia Anda melebihi 40 tahun,
menderita kegemukan atau menunjukkan gejala-gejala penyakit ini.
Perbaiki pola makan
Salah satu cara untuk menghindari diabetes adalah dengan menjaga berat
badan tetap normal, melakukan olahraga secara teratur, dan memperbaiki
pola makan. Ini berarti makan dengan pola makan sehat yang terfokus pada
buah-buahan dan sayuran.
Penelitian menunjukkan untuk setiap kelebihan 40 gram lemak yang Anda
makan dalam sehari, risiko untuk menderita diabetes meningkat tiga kali
lipat. Dan bila Anda sudah menderita diabetes, Anda berpeluang besar
mengalami komplikasi.
"Hal ini terjadi karena lemak tubuh membuat sel-sel menolak insulin,"
kata Frank Q.Nittal, M.D, dalam laporan yang dimuat dalam American
Journal of Epidemiology.
Sementara itu penderita diabetes disarankan untuk makan setiap empat
atau lima jam dalam porsi kecil. "Yang penting adalah mengatur kalori
total," kata Budiman. Kendati demikian penderita diabetes tetap
disarankan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi gula. Kebutuhan akan
makanan yang manis ini bisa dipuaskan dengan pemanis buatan rendah
kalori.
Saat ini belum ada obat untuk mengobati diabetes. Itu sebabnya sayangi
diri Anda dengan menjaga gaya hidup yang sehat, yang meliputi pola
makan, olahraga, istirahat, serta menghindari stres. Pada penderita
diabetes pun gaya hidup yang sehat dapat menjaga gula darah tetap stabil
sehingga penyakit ini bisa dikendalikan.
kompas.com