Dalam
keseharain tanpa kita sadari, sering terbesit dalam pikiran kita
merasa kurang puas dengan keadaan kita saat ini, mungkin kita merasa
kecewa karena apa yang kita harapkan belum sesuai dengan kenyataan
yang kita terima. Kadang kala ketidakpuasan kita dengan keadaan dan
kehidupan kita sekarang seringkali menjadikan kita merasa kurang
bergairah dan tidak bersemangat, lesu dalam bekerja dan berkatifitas,
bahkan yang paling parah bila kita mengingkari rahmat kasih sayang
Allah SWT dan berburuk sangka pada-Nya. Sungguh kita termasuk
orang-orang yang tidak pandai bersyukur
Berikut
ini ada beberapa foto potret salah satu dari manusia seperti kita
juga namun masih begitu kecil bila dibandingkan dengan kita, maksud
saya hanya satu ‘tidakkah kita tergerak dan terbuka hati kita untuk
bersyukur dan mencoba menerima kondisi apapun yang kita terima saat ini
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Bila
kita perhatikan foto-foto polos anak ini yang oleh Allah diberi
agak berbeda dengan apa yang kita miliki yang orang umum mengatakan
bahwa dia cacat, namun cobalah perhatikan adakah guratan rasa minder
dan kecewa pada dirinya dengan keadaannya? dengan keterbatasan yang
ia miliki tidak menjadikan sedikitpun kendala untuk dirinya melakukan
apa yang kemungkinan sebagian orang katakan tidak pantas orang
seperti dia lakukan.
Sering
bukan kita mencari suatu alasan untuk tidak melakukan sesuatu atau
menghindarinya mungkin karena malas atau karena kita tidak pantas
lakukan atau bahkan karena kita merasa tidak memiliki sesuatu hal
tertentu untuk melakukannya
Lalu mengapa kini kita merasa susah?
Mengapa kini kita merasa terbebani dengan kesulitan yang kita hadapi?
Mengapa kita terpuruk di dalam usaha?
Mengapa kita merasa kehilangan kesempatan dan peluang?
Mengapa kita merasa krisis keuangan?
Mengapa kita merasa terjepit dan tertimpa musibah dan kehancuran hidup?
Mengapa kita merasa menjadi koraban?
Mengapa kita merasa sesak nafas seolah semangat dan gairah hidup timbul tenggelam?
Mengapa kini kita merasa terbebani dengan kesulitan yang kita hadapi?
Mengapa kita terpuruk di dalam usaha?
Mengapa kita merasa kehilangan kesempatan dan peluang?
Mengapa kita merasa krisis keuangan?
Mengapa kita merasa terjepit dan tertimpa musibah dan kehancuran hidup?
Mengapa kita merasa menjadi koraban?
Mengapa kita merasa sesak nafas seolah semangat dan gairah hidup timbul tenggelam?
Lalu, pantaskah kita merasa demikian?
Mana senyummu?
Mana tawamu?
Mana sukacitamu?
Mana bahagiamu?
Mana syukurmu?
Mana tawamu?
Mana sukacitamu?
Mana bahagiamu?
Mana syukurmu?
“Jika engkau bersyukur, maka akan kutambahkan (nikmat-Ku), dan jika engkau kufur (ingkar) sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.”(Ibrahim :7).
Mari mulai sekarang kita gunakan energi dalam diri kita untuk mensyukuri apa yang telah kita miliki apapun keadaannya