Cerita ini dialami oleh guru agama saya. Saya
ingat betul dia menceritakan kisah ini saat dia mengajar mata pelajaran agama
Islam di kelas saya (SMA) sekitar tahun 1992. Cerita ini tidak pernah saya
lupakan karena inilah cerita pertama yang saya dengar tentang balasan nyata
sebuah sedekah.
Guru agama saya sewaktu masih kuliah, hidupnya
sangat pas-pasan. Untuk makan harus dicukup-cukupkan agar dia bisa membayar
biaya kuliah dan tempat kos. Maklum, orang tuanya di kampung adalah keluarga
yang sederhana.
Karena tekad yang kuatlah guru agama saya
berani meneruskan kuliah agar dia bisa menjadi seorang sarjana agama Islam
waktu itu. Modal utama dia hanyalah keyakinan bahwa Allah pasti akan menolong
umatnya yang memang berniat ingin berjuang di jalan Islam. Memang benar,
keyakinan itu terjawab. Banyak sekali rejeki dari mengajar ngaji panggilan yang
dia dapatkan selama kuliah. Bayaran yang dia terima besar karena rata-rata yang
memakai jasa dia adalah orang-orang kaya.
Suatu ketika, guru saya kehabisan uang. Di
saku celananya hanya tersisa uang untuk sekali makan dan naik kendaraan ke
salah satu muridnya. Hari itu adalah jadwal mengajar di salah satu anak pejabat
dan biasanya tanggal itu waktunya orang tuanya ngasih amplop untuk jasa
mengajar dia. Setibanya di rumah muridnya, dia hanya ditemui pembantu sang
pejabat yang mengatakan semua keluarga ke luar kota karena ada sesuatu yang
sangat penting.
Dengan lemas, guru saya pulang dengan jalan
kaki. Karena jika dia naik kendaraan, berarti dia tidak makan nanti sorenya,
karena uang yang ada di saku cuma cukup untuk sekali makan. Saat berjalan
pulang, dia bertemu dengan nenek tua yang kelaparan. Dia kasihan. Dengan
mengucap bismillah dia memberikan uang terakhirnya untuk nenek tersebut. Dia
berkeyakinan, Allah pasti akan menolong dia saat dia lapar nanti, karena saat
ini yang paling membutuhkan adalah nenek tua tersebut.
Rupanya harapan guru saya langsung dikabulkan
Allah. Baru beberapa langkah, dia menemukan uang di pinggir jalan yang cukup
untuk dia makan selama satu bulan. Beberapa hari kemudian, pak pejabat menitip
kabar pada kawannya untuk segera ke rumah mengambil honor mengajar ngaji. Pak
pejabat memberikan 3 kali lipat honor ngaji guru saya karena dia baru
mendapatkan rejeki. Bukan hanya itu, pak pejabat itu juga memberi referensi
untuk mengajar ngaji di tempat temannya yang lain.
Dengan berlinang air mata, guru saya berucap
itulah balasan sedekah yang diberikan oleh Allah pada umatnya yang benar-benar
ikhlas. Dia mengingatkan pada kami sekelas untuk senantiasa bersedekah, karena
bisa membersihkan harta dan selalu dekat denganNya. Hikmah dari kejadian ini
adalah, dengan keiklasan dan keyakinan akan pertolonganNya, serta doa yang
tiada henti, pasti rejeki akan mengalir seperti air dalam kehidupan kita.