Inilah Risiko Wanita yang Sering Ganti Pasangan - Zaman sekarang, pergaulan bebas bukan cuma dominasi kaum adam. Perempuan yang sering gonta-ganti pasangan juga bukan hal yang asing lagi, terutama di negara-negara barat. Tapi awas, perempuan seperti ini ternyata punya bakteri yang lebih bermacam-macam dalam vaginanya.
Para peneliti dari University of California Berkeley menemukan pengaruh pergaulan bebas berkaitan dengan sistem reproduksi perempuan.
Dengan membandingkan perilaku 2 spesies tikus, para ahli menunjukkan bahwa kebiasaan seksual mempengaruhi keragaman bakteri yang dimiliki serta keragaman gen yang mengontrol sistem kekebalan tubuh.
Penelitian yang dimuat jurnal PLoS One ini melihat perbedaan bakteri pada tikus rusa yang cenderung berganti-ganti pasangan dengan tikus California yang hanya punya 1 pasangan seks atau monogami. Peneliti menemukan bahwa gaya hidup tikus memiliki dampak langsung pada bakteri di saluran reproduksinya.
Tikus rusa yang suka berganti-ganti pasangan ditemukan memiliki bakteri 2 kali lipat lebih beragam dibanding tikus California yang monogami. Karena ada begitu banyak bakteri penyebab infeksi, tikus rusa menggunakan keragaman bakteri ini untuk menghadapi berbagai risiko penyakit.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa perubahan bakteri dari generasi ke generasi telah ditambahkan dalam gen tikus rusa. Keragaman bakteri ini mendukung gen yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh tikus untuk memerangi penyakit menular seksual.
“Tikus-tikus yang sering berganti pasangan lebih sering berhubungan dengan tikus yang terkena banyak bakteri. Mereka membutuhkan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat untuk menangkis semua bakteri yang masuk,” kata peneliti, Matthew MacManes seperti dilansir Counsel and Heal, Senin (10/9/2012).
MacManes menjelaskan, monogami sendiri merupakan suatu sifat yang sangat langka di kalangan mamalia, yaitu hanya 5 persen spesies mamalia di bumi yang melakukannya. Selama proses evolusi, mamalia selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan fisik dan sosial.
Tikus rusa betina nampaknya mengadopsi kebiasaan berganti-ganti pasangan untuk meningkatkan peluang bertahan hidup dan memperkuat sistem kekebalan tubuh keturunannya dari ancaman penyakit. Namun pada manusia, hal serupa belum tentu dapat diterapkan.
Manusia lebih rentan terhadap serangan infeksi bakteri berbahaya dibandingkan tikus. Sebuah penelitian lain yang dimuat American Journal of Human Genetics menyebutkan bahwa manusia lebih rentan terkena kanker serta mutasi sel dibandingkan spesies lain.
Menurut Scientific American, lebih dari 1000 spesies bakteri hidup bersama di dalam tubuh manusia. Sel-sel bakteri dalam tubuh manusia melebihi jumlah sel tubuh manusia dengan perbandingan 10 banding 1.
Untuk melihat artikel menarik lainya silahkan Klik disini