Sepertinya kemiskinan dan kebodohan
menjadi alasan bagi merajalelanya berbagai kejahatan di dunia ini.
Bahkan buruknya kualitas moral dan pendidikan para pembuat kebijakan pun
menjadi salah satu kelemahan yang disukai para mafia, geng, bandar
narkoba dan pedagang manusia untuk melakukan aksi kejahatan mereka.
Buruknya infrastruktur kota, mulai dari sanitasi (air bersih, pusat
pelayanan kesehatan dan bahkan sekolah) menjadikan kondisi psikologi dan
sosiologi masyarakat yang sudah tidak diakomodasi lagi oleh pemerintah
beralih mendukung berbagai kegiatan ilegal di kotanya. Berikut
uniknya.com merangkum 5 kota di dunia yang buruk bagi anak-anak:
1. Spanish Town, Jamaika
Secara statistik, Spanish Town merupakan
kota dengan tingkat kekerasan tertinggi di Jamaika. Di pertengahan 2010
saja telah terjadi lebih dari 138 kasus pembunuhan, meski penduduk kota
hanya berjumlah tidak lebih dari 160.000 jiwa namun jumlah pembunuhan
tersebut yang paling tinggi di antara kota lainnya di Jamaika.
Kebanyakan pembunuhan yang terjadi
diakibatkan oleh perseteruan antar geng, dan kekerasan yang terjadi pun
didasari oleh kemiskinan yang dialami oleg para warga kota. Mereka (para
penduduk) akan melakukan apa saja untuk mendapatkan makanan dan uang
dan bertahan hidup. Secara ilegal senjata api pun banyak digunakan oleh
para pelaku kriminal dan anggota geng, bahkan di Spanish Town anak-anak
berusia 11 tahun sudah memegang senjata api.
Dua kelompok (geng) kriminal yang paling
terkenal di Spanish Town adalah Clanzme dan One Order Gang. Keduanya
sering meramaikan Spanish Town dengan suara tembakan, perkelahian, baik
untuk mempertahankan ataupun memperluas wilayah kekuasaan dan
perdagangan obat-obatan terlarang.
2. Iztapalapa, Mexico City, Meksiko
Pada tahun 1999 Mexico City dinyatakan
sebagai kota di Meksiko yang paling tidak aman bagi perempuan. Saat itu
di kawasan Mexico City sering terjadi peristiwa
pemerkosaan dan penganiayaan perempuan di dalam rumah tangga, tindakan
tersebut tidak saja mengakibatkan cacat fisik melainkan hingga pada
kematian. Bahkan di Mexico City, para petugas kepolisian pun dapat
melakukan kejahatan seksual, seperti yang terjadi pada 2006 ketika
seorang demonstran perempuan ditangkap dan disiksa oleh para petugas
kepolisian.
Dan salah satu kawasan Mexico City yang
paling buruk adalah Iztapalapa, sebagai salah satu penyumbang angka
tertinggi untuk kasus kekerasan terhadap perempuan. Pada 2010, di
Iztapalapa telah terjadi 200 kasus pemerkosaan dan 5.000 kasus
penganiayaan domestik. Selain dari dua kasus tersebut, kekerasan yang
terjadi pun dilakukan oleh beberapa geng yang saling bersaing satu
dengan lainnya. Bahkan setiap harinya dua nyawa melayang akibat
peperangan antar geng. Perdagangan manusia dan narkoba sudah tidak asing
lagi bagi kepolisian Mexico City.
Keadaan kota tersebut diperparah dengan
banyaknya aparat kepolisian dan hukum lainnya yang korupsi, jumlah
aparat yang sedikit dan persenjataan yang tidak mendukung. Maka tidak
heran jika di Iztapalapa, masyarakatnya lebih segan kepada anggota geng
daripada kepada polisi.
3. East St. Louis, Illinois, Amerika Serikat
Setelah beberapa kota yang disebutkan di
dominasi oleh negara berkembang, di urutan ketiga ini ada East St.
Louis, Illinois, Amerika Serikat yang disebut-sebut sebagai kawasan
terkeras di negara Paman Sam. Reputasi yang buruk tersebut merupakan
efek dari sumber daya manusianya yang tidak produktif, akibat tidak
memiliki pekerjaan dan pendidikan yang cukup sementara jumlah penduduk
semakin bertambah. Di tahun 1970’an, East St. Louis lebih seperti kota
yang diabaikan oleh pemerintah pusatnya, Negara Bagian Illinois. Saat
ini East St Louis telah ditinggalkan oleh sebanyak 27.000 penduduknya,
meski pada tahun 1950 jumlah penduduk di sana terdapat 82.366 orang.
Selain permasalahan sosial dan menyusutnya jumlah penduduk, di East St
Louis banyak terjadi penutupan industri-industri berat.
Permasalahan sosial yang terjadi di
kawasan East St. Louis ini bahkan terjadi puluhan tahun sebelumnya, dan
didominasi oleh permasalahan rasisme. Kondisi ini menjadi kenangan
tertentu bagi para musisi blues dan jazz terkenal di Amerika Serikat.
Mereka di antaranya Miles Davis, Ike dan Tina Turner.
Berdasarkan daftar 100 kota berbahaya
versi FBI, di East St. Louis merupakan kota dengan tingkat kejahatan
tertinggi di Amerika Serikat. Pada 2007 saja tercatat rata-rata terjadi
101,9 pembunuhan dari 100.000 jumhlah penduduk. Dan untuk kejahatan
pemerkosaan, FBI mencatat telah terjadi 250 kasus pemerkosaan dari
populasi 100.000 penduduk.
4. Kota Petare dan Caracas, Venezuela
Kembali ke Benua Amerika bagian selatan,
tepatnya di Venezuela ada sebuah kota dengan tingkat kejahatan dan
kekerasan yang sangat tinggi. Caracas, sebuah kota istimewa bagi para
kelompok kejahatan, bandar narkoba, pedagangan senjata api dan pelaku
perdagangan manusia. Kegiatan kejahatan tersebut menjadi menjamur dan
terorganisasi akibat buruknyakebjikan pemerintah, dan banyaknya aparat
yang melakukan korupsi. Kerusakan birokrasi tersebut membuat angka
pembunuhan, perampokan, penculikan dan peperangan antar geng semakin
meningkat.
Sementara di kawasan Petare tetangga Caracas, merupakan kawasan yang dikenal dengan kekerasannya yang tinggi. Berdasarkan sejarah,
kota ini dulunya merupakan pemukiman para pekerja yang saat itu disewa
untuk mengerjakan pembangunan kota. Namun seiring berkembangannya zaman
dan perekonomian Kota Caracas, dan berkembangnya Petare menjadi kawasan
hunian. Banyak imigran yang berdatangan dan menetap sementara di
Petare. Dan bukan imigran saja, para gelandangan dari kota lain pun
berdatangan.
Saat ini kawasan Petare merupakan rumah
bagi 2 juta penduduk dan para pecandu narkoba, namun kondisi
infrastrukturnya semakin memburuk dengan jumlah penduduk yang semakin
bertambah. Ketersediaan air bersih dan tempat tinggal yang layak pun
semakin jarang ditemukan, dan perampokan adalah pemandangan yang lumrah
dalam setiap harinya. Dan jika ada gadis yang berusia 15 tahun sudah
memomong bayi, bukanlah sesuatu yang tabu di Petare. Tingkat pendidikan
dan pemahaman yang rendah mengenai kesehatan dan agama menjadi salah
satu alasan terjadinya berbagai penyimpangan moralitas di Petare.
5. Chamelecón, San Pedro Sula, Honduras
San Pedro Sula, sebuah kota di Honduras
yang menjadi surga bagi perdagangan obat bius, tindak kejahatan,
kekerasan dan pembunuhan. Masalah sosial pun semakin bertambah akibat
adanya penyelundupan narkotika yang dilakukan oleh para pedagang
Meksiko. Bakan dinyatakan 80% kokain yang ada di San Pedro Luka berasal
dari wilayah Amerika Utara, salah satunya Meksiko.
Diwarnai oleh kemiskinan, maraknya
penggunaan obat bius dan kekerasan antar geng, menjadikan kawasan
Chamelecon menjadi salah satu kota yang popular di Honduras, bahkan
melebihi San Pedro. Kondisi dan situasi demografi di Chamelecon sangat
memprihatinkan, sanitasi yang buruk dan bahkan beberapa warganya harus
terbiasa tinggal di sebuah pemukiman yang terbuat dari bahan-bahan yang
mudah terbakar, hanyut dan keropos. Dan kurangnya pengawasan dari aparat
keamanan menjadikan Chamelecon sebagai markas dari geng MS-13 ( Mara
Salvatrucha), sebuah geng internasional yang menjadikan Chamelecon
sebagai lahan operasinya. MS 13 sangatlah popular akan kejahatannya,
bahkan polisi setempat saja enggan menyentuh dan memasuki kawasan
mereka.
23 Desember 2004 lalu kawasan Chamelecon
menjadi popular di mata dunia internasional, setelah beredar kabar 28
orang yang terbunuh dan 28 lainnya terluka oleh aksi kekerasan yang
dilakukan MS 13. Aksi tersebut merupakan ketidaksetujuan mereka atas
kebijakan hukuman mati yang akan diberlakukan di Honduras.
Silahkan lihat video ini :
Silahkan lihat video ini :