Saat ini, banyak kasus yang terjadi
berkaitan dengan kebiasaan pola makan di tengah-tengah masyarakat
modern. Hal itu biasanya terjadi karena pengaruh gaya hidup atau
keinginan untuk mencapai ideal-ideal tertentu yang berkembang dalam
pemahaman masyarakat. Pada kasus yang ekstrem, kita mengenal kelainan
yang disebut bulimia nervosa, yaitu kelainan pola makan yang sering
terjadi pada wanita. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari 75%
orang dengan bulimia nervosa adalah membuat dirinya muntah,
kadang-kadang disebut pembersihan, puasa, serta penggunaan laksatif,
enema, diuretic, dan olahraga yang berlebihan.
Penderita bulimia sangat terobsesi untuk
memiliki tubuh yang ramping dan sangat takut menjadi gemuk. Salah satu
orang ternama yang diduga menderita bulimia adalah mendiang putri Diana.
Tuntutan tampil tanpa dicela di depan khalayak membuat ibunda pangeran
William ini menderita, merasa harus menjaga bentuk tubuhnya mati-matian.
Selain kelainan makan seperti bulimia,
ada beberapa kelainan makanan yang lebih unik dan langka yang terjadi di
dunia. Kelainan tersebut membuat para penderita dan keluarganya harus
berhati-hati karena kalau tidak diawasi dengan ketat akan sangat
sehingga berbahaya. Berikut PONDOK REOT merangkum 5 kasus kelainan makan
unik dan langka yang terjadi di dunia.
1. Tak Pernah Merasa Kenyang
Kasus kelainan makan yang pertama
terjadi pada seorang anak bernama Ben Green yang berusia 10 tahun. Ben
menderita sindrom langka yang disebut prader-willi, sehingga membuatnya
terus merasa lapar sepanjang hari. Kelainan genetik ini biasanya hanya
diderita 1 dari 25.000 anak. Bila tidak diawasi, bocah 10 tahun ini bisa
memakan apapun yang ada di hadapannya, termasuk makanan kucing dan
pasta gigi, bahkan dirinya sendiri. Sindrom ini juga dapat menyebabkan
penderitanya mengalami kesulitan kognitif dan gangguan perilaku, masalah
berat badan, masalah dalam mengendalikan amarah, dan kesulitan dalam
bersosialisasi
Kondisi ini membuat kedua orang tua Ben,
Paul Green dan Angela Booth harus menjaga anaknya dengan ketat agar
tidak melakukan hal-hal berbahaya, seperti memakan dirinya sendiri.
Namun, mengekang keinginan Ben untuk makan bisa menyebabkannya mengalami
tantrum, yaitu sifat marah yang meledak-ledak yang dapat berlangsung
selama berjam-jam.
Sindrom prader-willi membuat otak Ben
tidak menyadari bahwa perutnya sudah kenyang. Kedua orang tuanya telah
diberi tahu untuk memantau dan mengendalikan kebiasaan makan Ben, karena
ia sudah sangat kelebihan berat badan dan itu bisa membunuhnya. Saat
masih bayi, Ben sangat lemah dan sulit untuk diberi makan. Lalu ia mulai
tumbuh dan mulai memiliki nafsu makan yang rakus.
2. Tak Pernah Merasa Lapar dan Haus
Berbanding terbalik dengan kelainan yang
diderita Ben Green, Molly Smith justru menderita kelainan yang membuat
tubuhnya tidak bisa menyerap makanan, sehingga ia tidak pernah merasa
lapar dan haus. Saat masih anak-anak, Molly pernah dilarikan ke rumah
sakit karena mengalami masalah pada ususnya. Ia menderita kondisi langka
yang disebut intussusceptions. Kondisi ini membuat dokter terpaksa
membuang organnya. Operasi tersebut membuatnya tidak mampu mencerna
makanan atau minuman dan harus diberi makan melalui tabung langsung ke
dalam jantungnya selama 15 tahun setelahnya.
Selama 15 tahun, Molly harus
menghubungkan dirinya dengan mesin selama 12 jam setiap hari untuk
memasukkan nutrisi langsung ke darah melalui jantungnya. Dia meletakkan
tabung dengan lubang di dadanya, yang harus ditutupi oleh plester pada
siang hari. Namun, hati Molly rusak parah karena mencerna nutrisi
konsentrasi tinggi yang dimasukkan oleh tabung. Kondisi ini membuatnya
membutuhkan transplantasi untuk menghindari kematian.
Menjelang usia 16 tahun, Molly menjalani
transplantasi berbahaya untuk 3 organ selama 12 jam di Birmingham
Children’s Hospital. Transplantasi dilakukan untuk menggantikan hati,
usus, dan pancreas. Ia pun belajar untuk makan dan minum lagi. Namun,
karena bertahun-tahun tumbuh tanpa makanan, Molly tidak pernah bisa
merasakan lapar dan haus. Menurutnya, setiap waktu dia harus
mengingatkan diri sendiri untuk makan dan minum pada saat jam makan
tiba. Namun, ia menyatakan tidak pernah merasakan kenikmatan dari
mengunyah makanan, Molly mengatakan makan adalah pengalaman baru
baginya. Ada begitu banyak rasa dan tekstur yang harus ia biasakan.
Menurutnya, pengalaman makan sangat sulit untuk diungkapkan dengan
kata-kata.
3. Harus Memakan Makanan yang Tinggi Lemak
Dewasa ini banyak orang yang khawatir
makanan yang dikonsumsinya mengandung kolesterol tinggi. Karena itu,
mereka berlomba-lomba menerapkan pola hidup yang sehat dengan gizi yang
seimbang. Namun, hal berbeda dialami seorang gadis dari Inggris bernama
Amy Peterson. Sekilas, Amy seperti anak lainnya. Tubuhnya kecil dan
terlihat sehat. Akan tetapi saat ia mulai makan, mungkin Anda akan
tercengang dibuatnya.
Gadis berusia 9 tahun ini memiliki
kelainan genetis yang membuat tubuhnya membutuhkan makanan dengan
kandungan lemak tinggi setiap hari. Ia harus mencampurkan minyak zaitun
dalam setiap makanan yang akan dikonsumsinya agar lemaknya tercampur
dengan sempurna dan memberikan nutrisi bagi otaknya yang kelaparan.
Tanpa asupan makanan berlemak tinggi, nyawa Amy bisa melayang
sewaktu-waktu.
Kondisi langka yang dialami Amy disebut
sindroma defisiensi glut 1 yang hanya terjadi pada 25 orang Inggris dan
100 orang di dunia, ini berarti, otaknya tidak dapat menerima nutrisi
dari makanan normal.
Tidak seperti orang lain, otak Amy tidak
bisa menerima asupan gizi dalam jumlah yang memadai dalam porsi makanan
orang biasa. Karena itu, Amy harus makan 3x lipat makanan berlemak.
Apabila orang lain bisa kegemukan, maka bagi Amy menyantap makanan
dengan double cream serta minyak zaitun merupakan konsumsi wajib kalau
mau berumur panjang.
Hingga saat ini Amy sanggup bertahan
berkat ketelatenan orangtuanya, Michelle dan Alan Peterson yang selalu
memantau asupan makanan putri mereka yang mencengangkan selama sehari
penuh.
4. Hanya Makan Tic Tac
Kasus kelainan dalam mengonsumsi makanan
berikutnya menimpa seorang gadis remaja berusia 17 tahun, Natalie
Cooper. Gadis asal Maidstone, Kent, Inggris ini menderita suatu kelainan
yang membuatnya selalu sakit setiap kali makan. Satu-satunya makanan
yang dapat diterima tubuhnya dengan baik tanpa ada reaksi adalah permen
tic tac. Untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap mendapatkan asupan
gizi, Natalie harus mendapatkan asupan makanan melalui cairan infuse.
Tidak seperti kebanyakan orang yang
mengunyah permen sebagai camilan tambahan, maka bagi Natalie permen tic
tac dibutuhkan untuk mengusir rasa lapar. Semula dokter mendiagnosa
Natalie menderita bulimia, tetapi dalam perkembangannya, Natalie tidak
menunjukkan cirri-ciri yang sesuai dengan penderita bulimia. Hingga kini
dokter belum bisa menyebutkan apa nama kelainan yang diderita Natalie.
Natalie berharap suatu hari nanti bisa
berkonsultasi dengan dokter spesialis yang bisa menghilangkan penyakit
yang dideritanya. Apalagi ia pun terlalu lemah untuk bekerja seperti
orang lain. Saat ini ia memang sudah bekerja di sebuah toko, tetapi
waktu bekerja selama 6 jam membuat energinya sangat terkuras. Atas
keberaniannya menerima kondisi yang dideritanya, Natalie menerima
penghargaan dari kepolisian Kent. Dia merupakan salah satu anak muda
yang menerima penghargaan di Margate Winter Gardens atas ketegarannya
dalam menghadapi kelainan yang diidapnya.
5. Terobsesi untuk Menelan Sendok dan Garpu
Ketika berada di sebuah meja dengan
hidangan lengkap, maka pasti mata kita akan berbinar-binar melihat
makanan enak yang disajikan, tetapi tidak demikian dengan Margaret
Daalman. Wanita asal Belanda ini justru akan lebih tertarik untuk
menyantap peralatan makanan yang tersusun rapi di meja seperti sendok
dan garpu. Daalman mengidap kelainan psikologis yang membuatnya
terobsesi untuk menelan sendok dan garpu daripada menyantap makanan. Ada
keinginan yang kuat pada para penderita untuk menelan benda-benda dari
logam ini dan sepertinya mereka tidak menyadarinya bahwa tindakan itu
bisa berakibat sangat fatal.
Seperti yang dialami Margaret, yang
harus dibawa ke rumah sakit karena mengeluh sakit perut. Tim dokter
kemudian dibuat tercengang karena mereka menemukan 78 sendok dan garpu
dari perut Margaret. Tim dokter dari Rotterdam akhirnya melakukan
operasi untuk mengeluarkan sendok dan garpu satu per satu dari perut
wanita berusia 52 tahun ini.
Tim dokter kemudian menyarankan Margaret
untuk mengikuti terapi kejiwaan untuk menghilangkan kelainannya itu.
Mereka pun mengingatkan pihak keluarga untuk selalu memantau dan menjaga
wanita tersebut agar tidak terjadi hal fatal yang dapat membahayakan
jiwa.
sumber : www.uniknya.com