Dunia
digital membuka peluang tak terkira. Salah satunya: menjadi
triliuner tanpa perlu menunggu rambut beruban terlebih dahulu.
Semenjak masih remaja, sejumlah ABG geekkini telah menjadi Richie
Rich.
Semua
orang tahu, salah satu ikon Richie Rich 2.0 adalah Mark Elliot
Zuckerberg, pendiri Facebook. Pemuda yang drop out dari Universitas
Harvard dan kini berusia sekitar 27 tahun ini, telah menjadi kaya raya
ketika usianya baru menginjak usia 20. Hingga Maret 2011, anak
dokter gigi ini ditaksir memiliki kekayaan hingga US$13,5 miliar
atau setara Rp121,5 triliun—yang menempatkan dia di daftar orang
terkaya ke-19 di Amerika Serikat. Majalah Forbes mentahbiskan dia di
posisi ke-52 orang terkaya sejagat. Goldman Sach menaksir Facebook
tak kurang bernilai US$50 miliar.
Berikut adalah 3 remaja kaya karena teknologi:
1. Robert Nay
Pecandu
mobile game dan pengguna iPhone pastinya tak asing dengan Angry
Fish. Saking populernya, game ini sempat menduduki posisi nomor 1
aplikasi yang paling banyak diunduh di iTunes App Store. Namun, sejak
awal 2011 lalu, tanpa ampun Angry Fish didepak oleh Bubble Ball,
sebuah game baru ciptaan Robert Nay, seorang ABG berusia 14 tahun.
Ini semacam puzzle game di mana pemain diuji kemampuan berpikirnya
untuk membuat gelembung balon sampai di tujuan.
Game
gratis ini, tercatat sudah diunduh dua juta lebih orang, hanya dua
minggu semenjak diluncurkan. Dengan hitungan-hitungan kasar bahwa
untuk setiap game yang diunduh, Apple membayar US$0,99–setara
Rp9.000– Nay sudah mengantongi pendapatan sebesar US$2 juta atau Rp18
miliar, sekali lagi, hanya dalam dua pekan.
Seperti
diberitakan laman ABC, Nay memulai mengenal dunia programming
ketika dia pertama kali membuat halaman web saat dia duduk di bangku
kelas tiga SD. Melihat bakat luar biasanya, teman-temannya lalu
meminta dia membuat game sendiri.
Perjalanan
Bubble Ball dimulai dari riset Nay di sebuah perpustakaan lokal. Di
situ, dia menemukan program bernama Ansca Monile's Corona SDK
(Software Development's Kit), yang membantu dia untuk menyederhanakan
proses pemrograman game yang dirancangnya itu.
Selama
sebulan lebih, Nay yang sekarang menjadi CEO Nay Games,
menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk menyelesaikan
programnya—total terdiri dari 4.000 baris lebih kode program. Total
biaya yang dihabiskannya sekitar US$1.200—berasal dari uang pemberian
orangtua Nay, untuk membeli komputer Macintosh dan sejumlah software.
Sukses
dengan Bubble Ball, Nay kabarnya sedang mempersiapkan game baru yang
lain. Apa game itu, dia masih rapat merahasiakannya.
2. Mark Bao
Remaja
ajaib lain adalah Mark Bao, saat ini berusia 18 tahun dan masih
bersekolah di sebuah SMA di Boston, AS. Dalam usia semuda itu, Bao
sudah memiliki 11 unit bisnis digital. Tiga di antaranya sudah
berhasil dia jual.
Bao
kini menjabat sebagai CEO Avecora, sebuah perusahaan yang dia
gambarkan bertujuan untuk "mengubah secara fundamental cara kita
berkomunikasi dan memfasilitasi interkoneksi antar semua orang dan
perangkat komunikasi." Jaringan global ini rencananya akan dia luncurkan
pada 2013. Selain itu, dia juga memiliki beberapa proyek startup
lain seperti Genevine, Supportbreeze, dan Classleaf.
Tidak
hanya itu, berpendirian bahwa "berkontribusi balik kepada
masyarakat melalui mekanisme nonprofit adalah sesuatu yang sangat
penting untuk saya", Bao mendirikan organisasi nonprofit, Genevine
Foundation dan The Center for Ethical Business.
"Saya bergerak cepat. Saya ambisius. Saya hadir untuk membawa perubahan," begitu Bao mendeskripsikan dirinya.
Dalam
sebuah wawancara dengan juniorbiz.com, Bao mengatakan cita-citanya
adalah mengumpulkan kekayaan hingga US$10 miliar atau Rp90 triliun.
Dari jumlah itu, 80 persen akan dia sumbangkan kepada organisasi
nonprofit di bidang penelitian dan bantuan kemanusian. "Adapun 5
persen lainnya akan digunakan untuk membantu perusahaan startup untuk
tumbuh," ucap Bao.
Bao—seorang
imigran China—mulai menjadi teknopreneur sejak dia duduk di bangku
kelas 5 SD. Menggunakan Visual Basic 6.0 dia menulis sebuah aplikasi
sederhana untuk mengatur jadwal membuat PR dan membantu dia menulis
makalah. Dia lalu mengkopi program itu ke disket dan menjualnya ke
teman-teman sekolah.
Startup
pertama dia diluncurkan di tahun pertamanya di SMA. Namanya
Debateware.com. Ini adalah system manajemen even untuk organisasi debat.
Bao dan partner bisnisnya berhasil menjual program ini ke sebuah
organisasi debat terbesar di AS.
3. Adam Horwitz
Daftar
Richie Rich tak bakal komplit tanpa memasukkan nama Adam Horwitz.
Seperti ditulis juniorbiz.com, Horwitz memulai petualangan
digitalnya ketika dia masih duduk di bangku kelas satu SMA di Pacific
Palisades, saat berumur 15 tahun. Ketika itu ia membuat sebuah blog
gosip gila-gilaan tentang teman-teman sekolahnya. Para orangtua yang
was-was dengan dampaknya, memaksa dia menutup blog ini.
Horwitz
lalu membuat Urban Stomp. Ini website yang menampilkan berbagai
acara musik dan lokasi pesta di sekitar wilayah tersebut. Urban Stomp
pernah berhasil mendatangkan 800 orang di sebuah pesta. Entah
kenapa, dia memutuskan untuk menutupnya setelah beroperasi beberapa
pekan.
Horwitz
kini menjalankan perusahaan yang bertujuan mengajari remaja berumur
15 tahun ke atas untuk mencari uang online. Dia meluncurkan Mobile
Monopoly dan Cell Phone Treasure, di mana masing-masing telah
menghasilkan US$100 ribu atau sekitar Rp900 juta. Selain itu, dia juga
sedang membangun satu platform baru, yang dinamainya Dude I Hate My
Job. Ke mana-mana, ABG ini melesat dengan sedan mengkilat Audi A5
2010.
Dalam
sebuah wawancana dengan juniorbiz, Horwitz mengatakan pebisnis muda
seringkali menemui hambatan berupa stereotip dari masyarakat.
"Orang pada awalnya tidak percaya pada saya. Teman-teman saya juga
selalu beranggapan kamu tidak bisa berbisnis pada usia dini," katanya.
Padahal,
kata dia, berbisnis mulai usia muda punya banyak keuntungan. Salah
satunya adalah tidak harus membayar pajak karena masih tinggal
bersama orangtua.
"JIka
kamu seorang entrepreneur muda dan sedang berusaha membangun bisnis
online raksasa, jangan pernah berpikir kamu tidak bisa
mewujudkannya," Horwitz berpesan. "Dengan Internet, kamu bisa melakukan
hamper apa saja.