Upacara Potong Gigi mengandung arti pembersihan sifat buruk yang ada pada diri manusia. Potong gigi dalam bahasa Bali Mepandes bisa juga disebut Matatah atau Mesanggih,
dimana 6 buah taring yang ada di deretan gigi atas dikikir atau
ratakan, upacara ini merupakan satu kewajiban, adat istiadat dan
kebudayaan yang masih terus dilakukan oleh umat Hindu di Bali secara
turun temurun sampai saat ini.
Upacara
ini dianggap sakral dan diperuntukan bagi anak anak yang mulai
beranjak dewasa, dimana bagi anak perempuan yang telah datang bulan
atau mensturasi, sedangkan bagi anak laki laki telah memasuki masa
akil baliq atau suaranya telah berubah, dengan upacara ini juga anak
anak dihantarkan ke suatu kehidupan yang mendewasakan diri mereka yang
di sebut juga niskala.
Adapun 6 sifat buruk dalam diri manusia atau disebut juga sad ripu yang harus dibersihkan tersebut adalah:
- Hawa nafsu
- Rakus/Tamak/keserakahan
- Angkara murka/kemarahan
- Mabuk membutakan pikiran
- Perasaan bingung
- Iri hati/ dengki
Dari semua sifat yang ada ini,
bila tidak dikendalikan dapat mengakibatkan hal hal yang tidak
baik/diinginkan, juga bisa merugikan dan membahayakan bagi anak anak
yang akan beranjak dewasa kelak dikemudian hari. Oleh karena itu
kewajiban bagi setiap orang tua untuk dapat memberi nasehat, bimbingan
serta permohonan doa kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha ) agar anak
mereka terhindar dari 6 pengaruh sifat buruk yang sudah ada sejak
manusia di lahirkan di dunia.
Kegiatan saat upacara
- Pendeta atau orang yang terhormat dalam upacara ini minta restu di tempat suci, lalu anak anak atau remaja yang akan melaksanakan potong gigi dipercikan air suci/tirta, setelah itu mereka memohon keselamatan untuk melaksanakan upacara.
- Pendeta melakukan potong rambut dan menuliskan lambang lambang suci dengan tujuan mensucikan diri serta menandai adanya peningkatan status sebagai manusia, untuk meninggalkan masa kanak kanak ke masa remaja.
- Anak anak yang akan di potong giginya naik ke bale tempat pelaksaaan Mepandes dengan terlebih dahulu menginjak sesajen yang telah disediakan sebagai symbol mohon kekuatan kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
- Setelah pemotongan gigi berlangsung, bekas air kumur kumur dibuang di dalam buah kelapa gading, ini bertujuan agar tidak mengurangi nilai kebersihan dan kesakralan dalam menjalankan upacara ini.
- Lalu dilanjutkan dengan melakukan penyucian diri oleh pendeta agar dapat menghilangkan bala/kesialan untuk menyongsong kehidupan masa remaja.
- Melaksanakan Mapedamel yang bertujuan sebagai symbol restu dari Dewa Semara dan Dewi Ratih agar dalam kehidupan masa remaja dan seterusnya menjadi orang yang bijaksana, dalam mengarungii kehidupan di masa datang. Di saat melakukan upacara ini anak anak mengenakan kain putih dan kuning, memakai benang pawitra berwarna tridatu (merah, putih dan hitam) sebagai simbol pengikat diri terhadap norma norma agama, kemudian anak anak yang dipotong giginya mencicipi 6 rasa (pahit, asam, pedas, sepat, asin dan manis) yang mempunyai arti dan makna makna tertentu.
- Setelah proses mapedamel dilakukan, dilanjutkan dengan upacara Natab Banten, yang bertujuan memohon anugerah kepada Hyang Widhi agar apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.
- Setelah proses upacara tersebut dilakukan dilanjutkan dengan Metapak, tujuan adalah memberitahukan kepada anak nya bahwa kewajiban sebagai orang tua dari melahirkan, mengasuh dan membimbing sudah selesai, diharapkan sang anak kelak setelah upacara ini menjadi orang yang berguna, sebaliknya si anak kepada orang tua nya menghaturkan sembah sujud ungkapan terima kasih sudah dengan susah payah berkorban jiwa dan raga untuk melahirkan mereka, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membimbing mereka menuju jalan yang baik dan benar sampai dewasa. (Ida Pandita Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi)
Dari serangkaian upacara diatas
dapat kita pahami bahwa dalam diri setiap manusia sejak mereka
dilahirkan sudah terdapat sifat yang tidak baik, dengan melakukan
upacara Mepandes ini anak yang sudah dewasa diingatkan dan
diajarkan untuk tidak terjerumus dalam perbuatan yang dilarang agama
dan bisa menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, keluarga,
masyarakat dan bangsa.