Irfan
Harrys Bachdim, siapa yang tak kenal sosok itu. Striker Timnas
Indonesia yang begitu dipuja, khususnya oleh kaum hawa saat tampil di
Piala AFF Desember 2010.
Namun, belakangan nama Irfan tampaknya kini mulai dilupakan oleh pecinta sepakbola tanah air. Selain semakin jarangnya dia dipanggil Timnas, Irfan saat ini cukup banyak terjun di dunia entertainment, sebagai bintang iklan.
Bahkan kegiatan barunya itu malah membuatnya mendapat masalah, ketika ternyata Irfan mangkir ketika diminta bergabung oleh pelatih Rahmad Darmawan untuk membela Timnas U-23 di ajang SEA Games. Saat itu, ternyata Irfan lebih memilih syuting iklan ketimbang panggilan RD untuk membela Merah Putih.
Teranyar, dia juga memiliki kasus yang sama dengan klubnya saat ini, Persema Malang, ketika pemain berusia 23 tahun ini juga mangkir dari latihan, bahkan hingga 7 hari tidak berlatih dengan Persema. Manajemen Laskar Joko Tingkir pun saat ini berencana untuk memberikan sanksi pemain keturunan Belanda ini.
Dengan tindakan-tindakan indisipliner yang dilakukan Irfan, serta kemampuan mengolah bolanya yang sebetulnya tak istimewa, maka apakah perlu Timnas Indonesia memakai jasanya lagi? Berikut 5 alasan kenapa Irfan belum layak dipakai Timnas.
1.Indisipliner
Namun, belakangan nama Irfan tampaknya kini mulai dilupakan oleh pecinta sepakbola tanah air. Selain semakin jarangnya dia dipanggil Timnas, Irfan saat ini cukup banyak terjun di dunia entertainment, sebagai bintang iklan.
Bahkan kegiatan barunya itu malah membuatnya mendapat masalah, ketika ternyata Irfan mangkir ketika diminta bergabung oleh pelatih Rahmad Darmawan untuk membela Timnas U-23 di ajang SEA Games. Saat itu, ternyata Irfan lebih memilih syuting iklan ketimbang panggilan RD untuk membela Merah Putih.
Teranyar, dia juga memiliki kasus yang sama dengan klubnya saat ini, Persema Malang, ketika pemain berusia 23 tahun ini juga mangkir dari latihan, bahkan hingga 7 hari tidak berlatih dengan Persema. Manajemen Laskar Joko Tingkir pun saat ini berencana untuk memberikan sanksi pemain keturunan Belanda ini.
Dengan tindakan-tindakan indisipliner yang dilakukan Irfan, serta kemampuan mengolah bolanya yang sebetulnya tak istimewa, maka apakah perlu Timnas Indonesia memakai jasanya lagi? Berikut 5 alasan kenapa Irfan belum layak dipakai Timnas.
1.Indisipliner
Alasan
indisipliner patut dikedepankan karena memang masalah inilah yang
membuat Irfan bermasalah, baik dengan Timnas maupun Persema Malang.
Untuk pemain profesional, tindakan seperti ini tentu harus dihindari.
Kita bisa mencontoh bagaimana David Beckham dan Cristiano Ronaldo
begitu sibuk syuting iklan tapi tak mengganggu permainan dan jadwal
latihannya.
2. Skill
2. Skill
Jika
mau jujur, sesungguhnya tidak ada yang istimewa dari kemampuan
mengolah bola Irfan Bachdim. Buktinya, Irfan pun tak dipakai di Liga
Belanda sehingga membuat dirinya memilih berkarier di Indonesia.
Awalnya, bahkan Persija Jakarta dan Persib Bandung menolaknya, baru
Persema yang saat itu dilatih Timo Scheunemann mau menampungnya.
3. Prestasi
3. Prestasi
Apa
prestasi yang dibuat telah Irfan sejauh ini setelah dia bermain di
Indonesia dan berkarier di kompetisi Indonesia? Jawabannya tidak ada,
bahkan Persema saat ini menjadi penghuni dasar klasemen Indonesian
Premier League, dengan kondisi itu bahkan dia tega meninggalkan klubnya
untuk syuting iklan di luar negeri.
4. Kehilangan Fokus
4. Kehilangan Fokus
Belakangan
Irfan memang seperti kehilangan fokus pada profesi aslinya sebagai
pesepakbola karena menjadi bintang iklan. Selain itu, fokus mantan
pemain Utrecht FC ini tampaknya bercabang, karena istrinya, Jennifer
Bachdim saat ini tengah mengandung. Bahkan mengantar istri ke rumah
sakit menjadi alasan Irfan saat mangkir dari latihan Timnas sebelum
akhirnya dicoret oleh RD.
5. Bukan Teladan
5. Bukan Teladan
Dengan
segala tindakan yang Irfan lakukan, ketika namanya meroket dan menjadi
terkenal di Indonesia, dia seolah lupa diri. Janji siap membela Tim
Garuda yang dia katakan saat baru-baru tiba di Indonesia kian menguap.
Maka, mungkin pengalaman yang terjadi pada Irfan Bachdim ini bisa
dijadikan contoh untuk para pemain muda Indonesia agar tidak mengikuti
jejak Irfan yang ketika terkenal malah tidak fokus dengan profesinya
sebagai pesepakbola. Jadi, berminat ganti profesi Irfan?
Sumber