Pada
awalnya, manusia meyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh
sel-sel ibu. Ada pula yang percaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan
secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan.
Jauh
sebelum ilmu pengetahuan mengetahui tentang rahasia jenis kelamin bayi,
pada abad ke-7 M, Alquran telah memberi tahu bahwa jenis kelamin
laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan".
Mari
simak surah An-Najm [53] ayat 45-46: "Dialah yang menciptakan
berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan."
Menurut
Harun Yahya, kromosom Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan
kromosom X berisi sifat-sifat kewanitaan. Di dalam sel telur ibu hanya
dijumpai kromosom X, yang menentukan sifat-sifat kewanitaan.
Di
dalam air mani ayah, terdapat sperma-sperma yang berisi kromosom X atau
kromosom Y saja. Jadi, jenis kelamin bayi bergantung pada jenis
kromosom kelamin pada sperma yang membuahi sel telur, apakah X atau Y.
Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu
jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan
tentang hal ini, yang tak mungkin dapat diketahui di masa Alquran
diturunkan, adalah bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam
Allah.
''Cabang-cabang
ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler
telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan
Alquran ini,'' ujar Harun Yahya.
Menurut
dia, kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma
dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan
jenis kelamin ini.
Kromosom
adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom
yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom
kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita.
Menurut
dia, penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang
menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen
yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan
seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari
kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan.
Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama
peristiwa ovulasi, membawa kromosom X.
Sebaliknya,
sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu
berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel
telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa
kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
''Dengan
kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari
pria yang bergabung dengan sel telur wanita,'' papar Harun Yahya.
Tak
satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu
genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa
jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum
wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun,
tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Alquran telah
mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan
menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi
air mani dari pria.