1. Tidak mau terkekang dengan pembagian peran berdasarkan gender. Jikalau ia berbakat di bidang seni tari, ia tidak malu-malu menjadi penari. Kalau istrinya repot, ia akan senang hati datang membantu mengganti popok anaknya.
2. Menjadi diri sendiri. Bila ingin menangis, ia akan menangis, jikalau hatinya sedang senang ia akan tertawa. Ia tak sungkan meminta bantuan pada wanita kalau ia sendiri memang membutuhkan.
3. Selalu berpikir menggunakan kedua belahan otaknya. Ia bisa memahami emosinya, menghargai serta berempati terhadap lawan bicaranya. Karena itu mereka akan merasa nyaman jika berhadapan dengannya.
4. Memilih menggunakan kata "kita" daripada "aku". Saat sang istri atau anak-anaknya perlu berbicara dengannya, ia meletakkan koran dan mendengarkan mereka berbicara.
5. Menjadi sahabat bagi pasangan hidupnya. Ia akan melengkapi kekurangan istrinya dan membuka diri bagi pasangannya untuk mengisi kekurangannya.