Yogyakarta, Perempuan yang belum
cukup umur disarankan
jangan menikah dulu karena
organ-organ reproduksinya
belum kuat untuk
berhubungan intim atau melahirkan. Remaja hamil
berisiko 4 kali lipat
mengalami luka serius dan
meninggal saat melahirkan. Negara-negara di Asia Pasifik
bisa dikatakan gagal
menangani masalah remaja
dan anak muda. Meski
mengalami pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan, namun saat
berbicara tentang kesehatan
dan hak seksual dan
reproduksi, remaja dan anak
muda masih kurang mendapatkan informasi dan
tidak terlayani. "Sebagai contoh, semua
negara di wilayah Asia
Pasifik memiliki hukum yang
melawan pernikahan anak,
tetapi pada banyak negara
hampir 50 persen wanita menikah sebelum usia 18
tahun," ujar Dr Nafis Sadik,
Special Envoy of the United
Nations Secretary-General for
HIV/AIDS in Asia Pasific
dalam acara the 6th Asia Pacific Conference on Sexual
and Reproductive Health and
Right 2011 di Grha Sabha
Pramana UGM, Yogyakarta,
seperti ditulis Jumat
(21/10/2011). Implikasi ini sangat serius
dan pada beberapa wanita
muda bisa berakibat fatal. "Wanita muda dan remaja
memiliki risiko 4 kali lipat
dibandingkan dengan wanita
yang lebih tua untuk
mengalami risiko luka parah
atau kematian saat melahirkan," lanjut Dr Sadik. Berikut beberapa bahaya
yang mengancam bila wanita
menikah dan hamil di usia
muda (sebelum 20 tahun): Secara organ reproduksi ia
belum siap untuk
berhubungan atau
mengandung, sehingga jika
hamil berisiko mengalami
tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat).
Kondisi ini biasanya tidak
terdeteksi pada tahap-tahap
awal, tapi nantinya
menyebabkan kejang-
kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau
bayinya.
Sel telur yang dimiliki oleh
perempuan tersebut belum
siap.
Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim),
karena semakin muda usia
pertama kali seseorang
berhubungan seks, maka
semakin besar risiko daerah
reproduksi terkontaminasi virus. Selain itu, Dr Sadik juga
menyampaikan bahwa
menikah di usia muda
membuat wanita secara
permanen menjadi tidak
mandiri dan selalu bergantung pada suaminya,
sehingga nantinya akan
mempengaruhi pada status
sosial dan ekonomi. "Istri yang masih remaja
biasanya tidak mendapatkan
pendidikan yang cukup
sehingga memotong peluang
untuk dapat mandiri,
termasuk untuk mencari pelayanan kesehatan
reproduksi. Dengan
demikian, mereka lebih
mungkin terpapar banyak
risiko kesehatan, tidak hanya
risiko kehamilan tetapi juga kekerasan, infeksi menular
seksual termasuk HIV dan
AIDS," ujar Dr Nafis.
sumber :http://fathur-net.blogspot.com/2011/12/inilah-sebabnya-mengapa-usia-remaja.html