Presiden seumur hidup adalah gelar yang
dimiliki beberapa pemimpin dunia untuk menghilangkan batasan masa
jabatan mereka, sehingga kekuasaan dan jabatan mereka tidak akan
diganggu. Pemimpin pertama yang menjadi presiden seumur hidup
adalah Julius Caesar dari Romawi. Tindakannya diikuti oleh pemimpin
Perancis Napoleon Bonaparte yang ditunjuk sebagai “Konsul seumur hidup
pertama” tahun 1802. Sejak saat itu, banyak diktator mengadopsi gelar
yang sama.
1. Soekarno
3. Idi Amin
4. Francisco Macías Nguema
Sumber
Kebanyakan pemimpin yang menjadi presiden
seumur hidup tidak berhasil menjabat hingga akhir hayatnya. Kebanyakan
telah dijatuhkan sebelum kematian mereka.
1. Soekarno
Soekarnoadalah Presiden Indonesia pertama
yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting
untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia
adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta)
yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama
kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11
Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya—berdasarkan versi
yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat—menugaskan Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan
institusi kepresidenan.Supersemar menjadi dasar Letnan
Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan
mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.Setelah
pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Soekarno diberhentikan dari
jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS pada tahun yang
sama dan Soeharto menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik
Indonesia.
2. Jean-bedel Bokassa
Jean-bedel Bokassa juga dikenal
sebagai Bokassa I dari Afrika Tengah dan Salah Eddine Ahmed Bokassa,
seorang perwira militer, adalah kepala negara dari Republik Afrika
Tengah dan negara penggantinya, Kekaisaran Afrika Tengah,
dari kudeta nya pada 1 Januari 1966 hingga 20 September 1979. Periode
ini, ia menjabat hampir sebelas tahun (1 Januari 1966 - 4 Desember 1976)
sebagai presiden (presiden seumur hidup di 1972-1976), ia memerintah
sebagai Kaisar. Meskipun Bokassa secara resmi dinobatkan pada
bulan Desember 1977, gelar kekaisaran nya tidak mencapai pengakuan
diplomatik di seluruh dunia.
Setelah itu pada tahun 1976 ia
digulingkan dan Afrika Tengah dikembalikan ke nama mantan dan status
sebagai Republik Afrika Tengah, dan mantankaisar Bokassa pergi ke
pengasingan. Ia kembali ke Afrika Tengah pada tahun 1986, diadili atas
tuduhan pengkhianatan dan pembunuhan dan dihukum karena kejahatan ini
pada tahun 1987, dan dipenjarakan pada tahun 1987 - 1993. Bokassa
tinggal dalam kehidupan pribadi di ibukota,Bangui, sampai kematiannya
pada bulan November 1996.
Jenderal Idi Amin Dada Oumee, yang juga
dikenal dengan nama Idi Amin, adalah pemimpin diktator militer
di Uganda yang memerintah pada 25 Januari 1971- 13 April 1979. Begitu
Idi Amin berkuasa, Uganda menjadi negara yang sangat terkenal di dunia
internasional. Pada bulan Agustus 1972, semua orang Asia
berkewarganegaraan Inggris (60.000 jiwa) diberi waktu sembilan puluh
hari untuk angkat kaki dari Uganda. Akibat keputusan ini, timbul krisis
ekonomi parah di Uganda. Pemerintahan Uganda sedemikian kacaunya
sehingga Komisi Hukum Internasional PBB melapor kepada sekjen PBB saat
itu, Kurt Waldheim pada tanggal 7 Juni 1974, yang isinya: “Uganda adalah
negeri tanpa hukum”.
Pada bulan April 1979, Idi Amin berhasil
digulingkan oleh tentara nasionalis Uganda yang dibantu Tanzania.
Sebelumnya Idi Amin dengan bantuan Libya mencoba menyerang Kagera,
provinsi utara Tanzania. Idi Amin akhirnya terbang mengungsi ke Libya
yang kemudian meminta suaka ke Jeddah, Arab Saudi serta menetap di sana.
Masie Nguema Biyogo Negue Ndong
(sebelumnya Francisco Macías Nguema) adalah Presiden pertama Guinea
Equatorial (Republik Guinea Khatulistiwa), dari tahun 1968 sampai
penggulingan nya pada tahun 1979.
Pada tanggal 7 Mei 1971, Macías Nguema
mengeluarkan Dekrit 415, yang memberikannya “semua kekuasaan langsung
Pemerintah dan Lembaga”, termasuk kekuasaan yang sebelumnya dipegang
oleh cabang-cabang legislatif dan yudikatif, serta kabinet menteri. Tak
lama dia juga didaulat sebagai Presiden Seumur Hidup. Dalam sebuah jajak
pendapat yang diadakan pada tanggal 29 Juli 1973, UUD 1968 diganti
dengan dokumen baru yang memberi Macías Nguema kekuasaan mutlak dan
secara resmi membuat partainya satu-satunya diizinkan secara hukum.
Macías Nguema dianggap sebagai salah satu
pemimpin yang paling kleptokratis, korup dan diktator pasca-kolonial
sejarah Afrika. Dia bertanggung jawab atas kematian 50.000 sampai 80.000
orang. Keputusan Mahkamah Militer akhirnya menetapkan Macías Nguema dan
enam terdakwa lainnya dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi oleh regu
tembak di Penjara Maroko Black Beach.
5. Habib Burquibah
Habib
Burquibah ialah Presiden Tunisia dari 25 Juli1957 hingga 7
November 1987. Ia sering disamakan dengan pemimpin Turki Kemal
Atatürk sebab reformasi pro-Barat yang dilakukan selama pemerintahannya.
Bourguiba diangkat sebagai presiden pada 1957 setelah tergulingnya Bey
Muhammad al-Amin, Raja Tunisia. Melihat pada paham moderat, ia
memperjuangkan sekularisme dan hak wanita.
Ia terpilih sebagai Presiden Seumur
Hidup oleh parlemen Tunisia pada 1975. Program liberalisasi dimulai pada
1981 menyusul berhentinya PM konservatif Hédi Nouira. Kepresidenannya
berakhir saat usia lanjut serta keadaan uzur sehingga PM Zainal Abidin
bin Ali melancarkan kudeta melawan pemerintahannya. Bourguiba kemudian
dikenakan tahanan rumah di Monastir hingga kematiannya.Sumber