Ini Dia Ritual Kematian dalam Dunia Hewan

Seorang peneliti Kenya mengamati seekor gajah betina bernama Eleanor yang terluka berat tengah menunggu detik-detik kematiannya pada 10 Oktober 2003 silam. Salah satu taring gajah itu terlihat patah, lehernya membengkak, dan telinganya terkulai lemas.

Seekor gajah betina lainnya bernama Grace, yang termasuk dalam kawanan gajah Eleanor, kemudian menghampiri temannya. Ia mencoba mengangkat tubuh Eleanor seolah membantu gajah malang itu berdiri. Namun, kaki Eleanor serasa tak kuat menopang berat tubuhnya. Sisa kawanan gajah lainnya telah berpindah, sedangkan Grace memutuskan menemani Eleanor berjam-jam berikutnya sampai matahari menghilang di bawah cakrawala. Eleanor meninggal keesokan harinya sekitar pukul 11 siang.

Selama beberapa hari kemudian, setiap harinya, si peneliti mengamati kawanan gajah Grace tetap mengunjungi tubuh Eleanor yang sudah mati. Kawanan gajah itu sesekali mendengus, menusukkan belalainya ke tubuh Eleanor, dan menyentuhnya dengan kaki-kaki mereka. Hingga hari keempat, kawanan gajah itu mulai jarang mengunjungi jasad Eleanor.

Pada Mei 2000, seekor lumba-lumba betina mati di dasar laut lepas pantai timur Pulau Mikura, Jepang. Sekelompok penyelam mencoba mengangkat tubuh lumba-lumba mati itu ke permukaan daratan. Penyelam itu justru menemukan pemandangan menakjubkan. Mereka melihat dua ekor lumba-lumba jantan berenang sangat lama mengelilingi tubuh si lumba-lumba betina. Hal itu terjadi keesokan harinya pada waktu yang sama.

Berbeda lagi dengan simpanse, hewan ini tetap mempertahankan rutinitas mereka sehari-hari. Ketika seekor bayi simpanse di Kebun Binatang Los Angeles meninggal, sang induk yang bernama Gracie tetap membawa jasad anaknya kemanapun dia pergi.

Gracie bahkan melakukannya dalam hitungan pekan hingga bulan. Ia baru meninggalkan jasad anaknya saat bau busuk sudah tak terelakkan. "Sikap simpanse tersebut juga akan dilakukan oleh induk primate lainnya, seperti gorila, babon, kera, dan lemur," kata peneliti primatologi AS, Katherine Cronin, dikutip dari BBC.

Gajah, lumba-lumba, dan simpanse memiliki perilaku sosial yang kompleks. Hanya sebagian orang dapat mengerti hal itu. Sebab, sangat jarang manusia yang mau mengamati bagaimana proses kematian di alam liar. Dalam beberapa hal, kata Cronin, sikap sosial hewan dan manusia itu hampir sama. Oleh karenanya, manusia semestinya bisa menghargai hak-hak hidup satwaliar di habitatnya.


sumber
Share this article :
 

+ komentar + 1 komentar

6 April 2013 pukul 01.47


Info yang menarik kawan !! kunjungan perdana nih, owh ya follow sukses. kalau berkenan silahkan followback ya kawan. Terimakasih.
Happy Blogging !!

Posting Komentar
 
Support : Creating Website | Pondok Reot Template | Pondok REot Template
Copyright © 2011. pondok reot - Hak cipta dilindungi undang-undang
Template Created by Creating Website Published by Pondok Reot Template
Proudly powered by Blogger