Untuk menuju perguruan tinggi di
butuhkan persiapan yang matang. Sehingga tidak banyak
mahasiswa/mahasiswi baru yang merasa kesulitan dengan suasana yang baru.
Banyak
perbedaan yang mencolok antar sekolah dan kampus yang membuat mahasiswa baru menjadi kaget dengan sistem yang ada. Bila di sekolah menengah mereka menggunakan strategi belajar yang membuatnya berhasil. Namun mereka kecewa karena pemahaman yang mereka terapkan dulu tidak berhasil di perguruan tinggi. banyak siswa yang berhenti kuliah (drop-out) di tahun pertama karena kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus.
berikut perbedaan antara suasana sekolah Menengah dengan perguruan tinggi agar kalian tidak kaget dengan suasana yang ada :
perbedaan yang mencolok antar sekolah dan kampus yang membuat mahasiswa baru menjadi kaget dengan sistem yang ada. Bila di sekolah menengah mereka menggunakan strategi belajar yang membuatnya berhasil. Namun mereka kecewa karena pemahaman yang mereka terapkan dulu tidak berhasil di perguruan tinggi. banyak siswa yang berhenti kuliah (drop-out) di tahun pertama karena kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus.
berikut perbedaan antara suasana sekolah Menengah dengan perguruan tinggi agar kalian tidak kaget dengan suasana yang ada :
2. Di sekolah menengah, Anda diwajibkan untuk menghadiri setiap pelajaran. Di perguruan tinggi, hal ini sering kali tidak berlaku. Banyak dosen di perguruan tinggi yang tidak mengabsen mahasiswanya. Mereka tampaknya tidak begitu peduli apakah Anda hadir atau tidak. Mungkin yang penting bagi mereka adalah apakah Anda dapat memenuhi standar kompetensi yang telah mereka tetapkan untuk matakuliah tersebut (ini biasanya diukur berdasarkan hasil ujian atau nilai tugas yang diberikan kepada Adna). Di perguruan tinggi, Anda akan mudah sekalil menemukan hal-hal yang lebih menarik bagi Anda daripada mengikuti kuliah. Tapi jangan menyerah pada godaan itu. Mahasiswa yang hadir dan berpartisipasi di ruang kuliah secara rutin memperoleh nilai yang lebih tinggi daripada mereka yang jarang masuk. Usahakan untuk selalu menghadiri kuliah.
3. Tugas akademik di perguruan tinggi itu lebih sulit daripada tugas akademik di sekolah menengah. Di sekolah menangah, siswa biasanya hanya diminta untuk merangkum isi sebagian buku atau mengerjakan latihan yang ada di dalam buku teks. Di perguruan tinggi, Anda diminta untuk berfikir dalam tataran yang lebih tinggi, menganalisa suatu persoalan dan menuliskan analisa tersebut dalam bentuk makalah. Ini berarti Anda akan harus bekerja lebih keras dan lebih lama. Siswa sekolah menengah biasanya belajar selama 2 sampai 3 jam setiap minggu untuk setiap mata pelajaran. Di perguruan tinggi, untuk setiap mata kuliah, Anda mungkin akan perlu belajar 2 atau 3 untuk setiap jam kuliah. Artinya, kalau Anda mengambil matakuliah yang bobotnya 2 sks dan masuk kuliah selama 90 menit (satu setengah jam), maka Anda mungkin perlu belajar untuk mata kuliah itu selama 180 atau 279 menit setiap minggu. Bersiaplah untuk menyediakan waktu sejumlah itu sebagai komitmen belajar Anda di perguruan tinggi.
4. Pelajaran di sekolah menengah biasanya diberikan setiap hari dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Siswa tidak mempunyai pilihan lain dan tinggal mengikuti apa yang telah ditetapkan sekolah. Di perguruan tinggi, di setiap awal semester, mahasiswa harus menyusun program pendidikan yang ingin mereka ikuti dalam semester itu. Anda mempunyai pilihan untuk mengambil mata kuliah tertentu atau tidak. Jadwal kuliah Anda di perguruan tinggi akan lebih rersebar jika dibandingkan dengan jadwal pelajaran Anda di sekolah menengah. Kuliah di perguruan tinggi di Indonesia biasanya diberikan sekali seminggu (untuk yang 2 sks), kadang-kadang ada yang 2 kali seminggu (untuk yang lebih dari 2 sks). Oleh karena itu, penting sekali Anda mengatur waktu belajar Anda di antara kuliah-kuliah itu. Anda perlu sekali membuat rencana atau jadwal belajar dan mentaatinya. Usahakan untuk tidak mengambil dua matakuliah yang jadwalnya berurutan sehingga Anda mempunyai waktu untuk menata catatan kuliah Anda segera sesudah kuliah itu selesai (karena Anda tidak terburu-buru mengikuti kuliah yang lain). Catatan kuliah yang terorganisir rapi akan sangat membantu ketika Anda mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nanti.
5. Di sekolah menengah, guru seringkali memeriksa apakah Anda mengerjakan tugas yang harus Anda kerjakan di rumah, seperti membaca, mengerjakan latihan, dsb. Dengan demikian Anda merasa terdorong untuk belajar di rumah sehingga, ketika menghadapi ujian, Anda merasa lebih siap. Di perguruan tinggi, Anda harus menjadi pembelajar yang mandiri. Banyak dosen yang tidak mau memeriksa apakah Anda belajar di rumah atau tidak. Mereka mengharapkan Anda melakukan hal itu tanpa harus didorong-dorong. Dosen menganggap Anda sudah dewasa dan Anda sendirilah yang ingin berhasil di perguruan tinggi. Oleh karena itu, Anda harus dapat memotivasi diri Anda sendiri untuk belajar. Anda harus mempunyai target atau tujuan jelas yang ingin Anda capai di perguruan tinggi.
6. Tes atau ujian di sekolah menengah diberikan cukup sering dan meliputi sejumlah kecil informasi/materi pelajaran. Ujian atau tes di perguruan tinggi lebih jarang diberikan dan mencakup materi/infomasi yang lebih banyak. Umumnya ujian diberikan dua kali, di tengah semester dan di akhir semester. Tetapi ada juga dosen yang hanya memberikan sekali, di akhir semester saja. Anda akan beruntung kalau ada dosen yang memberikan lebih dari dua kali ujian, karena itu akan membuat Anda menjadi lebih siap menghadapi ujian akhir semester. Ujian ulangan jarang diberikan di perguruan tinggi, dan Anda buasanya tidak dapat meningkatkan nilai rendah yang Anda peroleh dengan melakukan tugas tambahan. Untuk berhasil dalam ujian di perguruan tinggi, Anda harus membuat catatan dari dalam kelas dan dari buku teks Anda. Anda juga perlu memiliki strategi yang baik untuk menghadapi ujian. Karena jarangnya ujian/tes diberikan dan tidak adanya dosen yang mengejar-ngejar Anda untuk belajar, mungkin saja Anda akan terlena, merasa lebih santai. Namun, tiba-tiba Anda menyadari bahwa waktu ujian sudah dekat sementara Anda merasa belum siap karena belum banyak mempelajari materi ujian itu.
Sebenarnya perbedaan-perbedaan tersebut lebih ke arah dari sistemnya saja. Akan tetapi perbedaan yang mendasar dan sangat penting yang benar-benar harus perhatikan kata kuncinya adalah Responsibility atau kalau kita urai menjadi Response-Ability. Artinya tidak seperti di sekolah, saat kuliah kita mempunyai kebebasan untuk memilih tanggapan (response) terhadap segala bentuk stimulus/rangsangan yang ada di lingkungan kampus. Hanya saja kita tidak bebas memilih konsekuensi dari respon kita, dimana bisa menghasilkan manfaat atau mudharat terhadap diri kita.
Mungkin saya sebagai pelajar sekolah menengah masih belum memahami sistem pembelajaran di perguruan tinggi. Namun saya tahu kalau di sana kita di tuntut lebih mandiri, dewasa dan berfikir luas. jadi dari kesimpulan di atas belajar di perguruan tinggi bukanlah hanya lanjutan dari belajar di sekolah menengah. namun di sana kita memperoleh pengalaman baru dengan menggunakan cara-cara baru dalam sistem pembelajaran agar nantinya kita sukses di perguruan tinggi.
sumber : http://arief-rachmantyo.blogspot.com/2011/10/perbedaan-sekolah-menegah-dengan.html