Tidak hanya jenazahnya saja, kain kafan yang membalut mayat Sugiyem ternyata juga masih lengkap. Kabar itu cepat tersebar hingga warga banyak berdatangan ke lokasi TPU untuk menyaksikan dari dekat.
“Sampai sekarang sudah 30 tahunan dia (Sugiyem, red) dikubur. Waktu meninggal itu usianya masih muda sekitar 34 tahun. Meninggalnya itu karena sakit,” kata Ismail, salah satu kerabat Sugiyem.
Dari keterangan yang dikumpulkan, makam Sugiyem dibongkar karena akan dipindahkan ke dekat makam suaminya di TPU lain di Desa/Kecamatan Jangkar Situbondo.
Pemindahan makam itu berdasarkan permintaan Subri, anak Sugiyem yang mengaku kerap bermimpi kalau sang ibu minta makamnya dipindah ke deket suaminya.
“Pokoknya Subri sering katanya bermimpi begitu, ibunya minta makamnya dipindah ke dekat makam suaminya,” tukas Novi, seorang warga kepada detikSurabaya.
Utuhnya jenazah dan kain kafan Sugiyem, dinilai warga tidak lepas dari perilaku almarhum selama hidup. Selain murah hati dan sabar, wanita asal Desa/Kecamatan Jangkar Situbondo itu juga terkenal ramah dan suka mengalah kepada para tetangganya.
“Waktu masih hidup orangnya memang baik, mas. Dia juga terkenal sangat patuh sama almarhum suaminya,” tutur Muarip, tetangga Sugiyem.
sumber