Pages

5 Kota yang Buruk Bagi Anak-Anak

Sepertinya kemiskinan dan kebodohan menjadi alasan bagi merajalelanya berbagai kejahatan di dunia ini. Bahkan buruknya kualitas moral dan pendidikan para pembuat kebijakan pun menjadi salah satu kelemahan yang disukai para mafia, geng, bandar narkoba dan pedagang manusia untuk melakukan aksi kejahatan mereka. Buruknya infrastruktur kota, mulai dari sanitasi (air bersih, pusat pelayanan kesehatan dan bahkan sekolah) menjadikan kondisi psikologi dan sosiologi masyarakat yang sudah tidak diakomodasi lagi oleh pemerintah beralih mendukung berbagai kegiatan ilegal di kotanya. Berikut uniknya.com merangkum 5 kota di dunia yang buruk bagi anak-anak:

1. Spanish Town, Jamaika




Spanish Town, Jamaika(sumber: blogspot.com)






Secara statistik, Spanish Town merupakan kota dengan tingkat kekerasan tertinggi di Jamaika. Di pertengahan 2010 saja telah terjadi lebih dari 138 kasus pembunuhan, meski penduduk kota hanya berjumlah tidak lebih dari 160.000 jiwa namun jumlah pembunuhan tersebut yang paling tinggi di antara kota lainnya di Jamaika.

Kebanyakan pembunuhan yang terjadi diakibatkan oleh perseteruan antar geng, dan kekerasan yang terjadi pun didasari oleh kemiskinan yang dialami oleg para warga kota. Mereka (para penduduk) akan melakukan apa saja untuk mendapatkan makanan dan uang dan bertahan hidup. Secara ilegal senjata api pun banyak digunakan oleh para pelaku kriminal dan anggota geng, bahkan di Spanish Town anak-anak berusia 11 tahun sudah memegang senjata api.

Dua kelompok (geng) kriminal yang paling terkenal di Spanish Town adalah Clanzme dan One Order Gang. Keduanya sering meramaikan Spanish Town dengan suara tembakan, perkelahian, baik untuk mempertahankan ataupun memperluas wilayah kekuasaan dan perdagangan obat-obatan terlarang.

2. Iztapalapa, Mexico City, Meksiko




Iztapalapa, Mexico City, Meksiko(sumber: blogspot.com)





Pada tahun 1999 Mexico City dinyatakan sebagai kota di Meksiko yang paling tidak aman bagi perempuan. Saat itu di kawasan Mexico City sering terjadi peristiwa pemerkosaan dan penganiayaan perempuan di dalam rumah tangga, tindakan tersebut tidak saja mengakibatkan cacat fisik melainkan hingga pada kematian. Bahkan di Mexico City, para petugas kepolisian pun dapat melakukan kejahatan seksual, seperti yang terjadi pada 2006 ketika seorang demonstran perempuan ditangkap dan disiksa oleh para petugas kepolisian.

Dan salah satu kawasan Mexico City yang paling buruk adalah Iztapalapa, sebagai salah satu penyumbang angka tertinggi untuk kasus kekerasan terhadap perempuan. Pada 2010, di Iztapalapa telah terjadi 200 kasus pemerkosaan dan 5.000 kasus penganiayaan domestik. Selain dari dua kasus tersebut, kekerasan yang terjadi pun dilakukan oleh beberapa geng yang saling bersaing satu dengan lainnya. Bahkan setiap harinya dua nyawa melayang akibat peperangan antar geng. Perdagangan manusia dan narkoba sudah tidak asing lagi bagi kepolisian Mexico City.

Keadaan kota tersebut diperparah dengan banyaknya aparat kepolisian dan hukum lainnya yang korupsi, jumlah aparat yang sedikit dan persenjataan yang tidak mendukung. Maka tidak heran jika di Iztapalapa, masyarakatnya lebih segan kepada anggota geng daripada kepada polisi.

3. East St. Louis, Illinois, Amerika Serikat




East St. Louis, Illinois, Amerika Serikat(sumber: blogspot.com)






Setelah beberapa kota yang disebutkan di dominasi oleh negara berkembang, di urutan ketiga ini ada East St. Louis, Illinois, Amerika Serikat yang disebut-sebut sebagai kawasan terkeras di negara Paman Sam. Reputasi yang buruk tersebut merupakan efek dari sumber daya manusianya yang tidak produktif, akibat tidak memiliki pekerjaan dan pendidikan yang cukup sementara jumlah penduduk semakin bertambah. Di tahun 1970’an, East St. Louis lebih seperti kota yang diabaikan oleh pemerintah pusatnya, Negara Bagian Illinois. Saat ini East St Louis telah ditinggalkan oleh sebanyak 27.000 penduduknya, meski pada tahun 1950 jumlah penduduk di sana terdapat 82.366 orang. Selain permasalahan sosial dan menyusutnya jumlah penduduk, di East St Louis banyak terjadi penutupan industri-industri berat.

Permasalahan sosial yang terjadi di kawasan East St. Louis ini bahkan terjadi puluhan tahun sebelumnya, dan didominasi oleh permasalahan rasisme. Kondisi ini menjadi kenangan tertentu bagi para musisi blues dan jazz terkenal di Amerika Serikat. Mereka di antaranya Miles Davis, Ike dan Tina Turner.

Berdasarkan daftar 100 kota berbahaya versi FBI, di East St. Louis merupakan kota dengan tingkat kejahatan tertinggi di Amerika Serikat. Pada 2007 saja tercatat rata-rata terjadi 101,9 pembunuhan dari 100.000 jumhlah penduduk. Dan untuk kejahatan pemerkosaan, FBI mencatat telah terjadi 250 kasus pemerkosaan dari populasi 100.000 penduduk.

4. Kota Petare dan Caracas, Venezuela




Kota Petare dan Caracas, Venezuela(sumber: blogspot.com)






Kembali ke Benua Amerika bagian selatan, tepatnya di Venezuela ada sebuah kota dengan tingkat kejahatan dan kekerasan yang sangat tinggi. Caracas, sebuah kota istimewa bagi para kelompok kejahatan, bandar narkoba, pedagangan senjata api dan pelaku perdagangan manusia. Kegiatan kejahatan tersebut menjadi menjamur dan terorganisasi akibat buruknyakebjikan pemerintah, dan banyaknya aparat yang melakukan korupsi. Kerusakan birokrasi tersebut membuat angka pembunuhan, perampokan, penculikan dan peperangan antar geng semakin meningkat.

Sementara di kawasan Petare tetangga Caracas, merupakan kawasan yang dikenal dengan kekerasannya yang tinggi. Berdasarkan sejarah, kota ini dulunya merupakan pemukiman para pekerja yang saat itu disewa untuk mengerjakan pembangunan kota. Namun seiring berkembangannya zaman dan perekonomian Kota Caracas, dan berkembangnya Petare menjadi kawasan hunian. Banyak  imigran yang berdatangan dan menetap sementara di Petare. Dan bukan imigran saja, para gelandangan dari kota lain pun berdatangan.

Saat ini kawasan Petare merupakan rumah bagi 2 juta penduduk dan para pecandu narkoba, namun kondisi infrastrukturnya semakin memburuk dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Ketersediaan air bersih dan tempat tinggal yang layak pun semakin jarang ditemukan, dan perampokan adalah pemandangan yang lumrah dalam setiap harinya. Dan jika ada gadis yang berusia 15 tahun sudah memomong bayi, bukanlah sesuatu yang tabu di Petare. Tingkat pendidikan dan pemahaman yang rendah mengenai kesehatan dan agama menjadi salah satu alasan terjadinya berbagai penyimpangan moralitas di Petare.

5. Chamelecón, San Pedro Sula, Honduras




Chamelecón, San Pedro Sula, Honduras(sumber: blogspot.com)






San Pedro Sula, sebuah kota di Honduras yang menjadi surga bagi perdagangan obat bius, tindak kejahatan, kekerasan dan pembunuhan. Masalah sosial pun semakin bertambah akibat adanya penyelundupan narkotika yang dilakukan oleh para pedagang Meksiko. Bakan dinyatakan 80% kokain yang ada di San Pedro Luka berasal dari wilayah Amerika Utara, salah satunya Meksiko.

Diwarnai oleh kemiskinan, maraknya penggunaan obat bius dan kekerasan antar geng, menjadikan kawasan Chamelecon menjadi salah satu kota yang popular di Honduras, bahkan melebihi San Pedro. Kondisi dan situasi demografi di Chamelecon sangat memprihatinkan, sanitasi yang buruk dan bahkan beberapa warganya harus terbiasa tinggal di sebuah pemukiman yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar, hanyut dan keropos. Dan kurangnya pengawasan dari aparat keamanan menjadikan Chamelecon sebagai markas dari geng MS-13 ( Mara Salvatrucha), sebuah geng internasional yang menjadikan Chamelecon sebagai lahan operasinya. MS 13 sangatlah popular akan kejahatannya, bahkan polisi setempat saja enggan menyentuh dan memasuki kawasan mereka.

23 Desember 2004 lalu kawasan Chamelecon menjadi popular di mata dunia internasional, setelah beredar kabar  28 orang yang terbunuh dan 28 lainnya terluka oleh aksi kekerasan yang dilakukan MS 13. Aksi tersebut merupakan ketidaksetujuan mereka atas kebijakan hukuman mati yang akan diberlakukan di Honduras.


Silahkan lihat video ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar