Stres atau depresi merupakan masalah umum yang hampir dialami semua
pekerja, baik yang di ada kantor maupun di lapangan. Deborah Legge, PhD,
konselor kesehatan mental di Buffalo, New York, Amerika Serikat,
mengungkapkan, ada beberapa aspek yang berkontribusi atau memperburuk
stres terhadap pekerjaan. Salah satunya adalah jam kerja yang tidak menentu.
Dari sekian banyak jenis pekerjaan, ada beberapa pekerjaan tertentu yang
sangat rentan terhadap stres dan tekanan. Pekerjaan apa saja itu?
Berikut ini adalah penjabarannya:
1. Perawat khusus orang-orang jompo dan anak kecil
Orang yang bekerja sebagai penyedia layanan perawatan pribadi berada
pada urutan teratas sebagai kelompok yang berisiko mengalami depresi,
yakni hampir mencapai 11 persen.
Christopher Willard, ahli psikolog klinis dari Tufts University,
mengatakan, "perawat akan stres karena lebih sering bertemu orang-orang
sakit dan tidak cukup mendapatkan dukungan positif dari pasien yang
dirawat," katanya.
2. Pelayan restoran
"Pelayan restoran termasuk kelompok pekerja yang sering tidak dihargai.
Bahkan, mereka cenderung mendapat perlakuan kasar dari pembeli," kata
Legge. Menurut Legge, ketika seseorang mengalami depresi, maka akan
sulit bagi mereka untuk mempunyai energi dan motivasi.
3. Pekerja sosial
Bukan hal yang aneh jika pekerja sosial berada pada kelompok yang
berisiko mengalami depresi. Jenis pekerjaan mereka yang selalu berurusan
dengan orang yang butuh pertolongan, misalnya, kasus pelecehan terhadap
anak-anak atau kegiatan sosial lain, dapat memicu tingkat stres yang
tinggi.
"Mereka bekerja untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan sehingga akan
banyak menyita waktu. Saya melihat bahwa banyak pekerja sosial dan
profesi peduli lainnya yang cenderung mudah terbakar emosi," kata
peneliti.
4. Pekerja sektor kesehatan
Dokter, perawat, terapis, dan profesi kesehatan lain berada pada
kategori jenis pekerjaan yang berisiko depresi karena cenderung memiliki
jam kerja yang tidak teratur dan mempunyai tanggung jawab besar terkait
keselamatan nyawa orang lain. "Setiap hari mereka melihat penyakit,
trauma, dan kematian, serta berurusan dengan anggota keluarga pasien,"
kata Willard.
5. Seniman, "entertainer", dan penulis
Pekerja di bidang ini cenderung mempunyai pendapatan yang tidak teratur
dan jam kerja yang tidak pasti. Orang-orang kreatif mungkin juga
memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguanmood (sekitar 9 persen).
"Satu hal yang banyak saya lihat pada pekerja hiburan dan seni adalah
penyakit bipolar (perubahan mood secara mendadak)," kata Legge.
6. Guru
Tuntutan terhadap tenaga pengajar atau guru tampaknya akan terus
berkembang. "Ada tekanan berbeda yang mereka terima, dari anak-anak,
orangtua, dan sekolah terkait pemenuhan standar nilai. Semua kelompok
memiliki tuntutan yang berbeda," kata Willard.
7. Staf administrasi
"Pekerja dalam kelompok ini umumnya berada di garis depan dan banyak
menerima perintah dari segala arah. Akan tetapi, mereka juga berada di
bagian bawah dalam hal kontrol," ungkap Legge.
Bahkan, mereka juga lebih mungkin mengalami hari tak terduga dan tidak
mendapatkan pengakuan terkait semua pekerjaan yang mereka lakukan.
8. "Maintenance"
Mereka harus bekerja dengan jam kerja yang aneh, jadwal bervariasi, dan
sering bekerja shiftmalam. Bahkan pekerja kelompok ini sering mendapat
sedikit upah meskipun pekerjaan yang mereka lakukan tergolong sulit,
seperti membersihkan kotoran orang lain.
9. Penasihat keuangan dan akuntan
Para akuntan memiliki tanggung jawab yang begitu banyak terkait
pengaturan keuangan orang lain. Mereka juga akan lebih merasa bersalah
apabila klien mereka kehilangan uang.
10. "Sales"
Banyak tenaga penjual (sales) yang bekerja pada komisi, yang berarti
mereka tidak pernah tahu persis kapan gaji berikutnya akan datang.
Pekerja sales juga cenderung melakukan perjalanan jauh, dan harus
menghabiskan waktu jauh dari rumah, keluarga, dan teman-teman.
"Mereka berada pada kondisi ketika mengalami ketidakpastian pendapatan,
tekanan yang luar biasa, dan jam kerja yang panjang. Kondisi ini dapat
membuat mereka mengalami stres tinggi," kata Legge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar