Makan terlalu banyak dan tidak berolahraga mungkin menjadi penyebab
utama kegemukan, tapi ternyata itu bukan satu-satunya yang bikin orang
gemuk. Ada hal-hal mengejutkan lain yang juga membuat orang menjadi
gemuk. Apa saja itu ?
Penelitian telah menunjukkan bahwa hal-hal yang tidak terduga juga bisa menjadi faktor penyebab naiknya berat badan seseorang.
Berikut beberapa hal mengejutkan yang bisa membuat orang menjadi gemuk :
1. Terkena Satu Jenis Strain Virus Flu
Anak-anak yang terkena strain virus flu biasa tertentu yang disebut
adenovirus 36 lebih cenderung menjadi gemuk daripada anak-anak yang
tidak tertular virus tersebut, berdasarkan temuan dalam jurnal
Pediatrics.
Dalam sebuah penelitian terhadap 124 anak-anak, hampir 80 persen dari
mereka yang terkena strain virus tersebut gemuk. Mereka ditimbang
rata-rata 50 pound (23 kilogram) lebih berat dari anak-anak yang tidak
terkena virus.
2. Operasi Pengangkatan Amandel
Para peneliti dari St Louis University di Missouri menemukan bahwa
anak-anak yang amandelnya telah dikeluarkan (di operasi pengankatan)
lebih banyak mengalami kenaikan berat badan setelah operasi ketimbang
dari anak-anak yang tidak operasi amandel.
Para peneliti menemukan peningkatan berat badan dan indeks massa tubuh
(BMI) bisa dilihat sampai tujuh tahun setelah operasi. BMI meningkat
sebesar 5,5 persen menjadi 8,2 persen setelah operasi. Menurut peneliti
hal ini karena operasi yang mengurangi masalah kesehatan lain yang
dibawa oleh tonsilitis mungkin dapat meningkatkan nafsu makan anak.
3. Tidak Cukup Tidur
Orang yang tidak mendapatkan cukup tidur meningkatkan risiko menjadi
obesitas, berdasarkan penelitian di jurnal Archives of Disease in
Childhood.
Sejumlah perubahan hormon dan intoleransi glukosa (prekursor diabetes)
terjadi ketika tubuh tidak cukup istirahat. Kurang tidur dapat memacu
kelaparan dan kelelahan yang dapat mengurangi aktivitas fisik dan
menyebabkan kenaikan berat badan, berdasarkan penelitian di jurnal
Critical Reviews in Food Science and Nutrition.
4. Tidur Dengan Lampu Menyala
Menyalakan lampu saat tidur malam dapat membuat berat badan Anda
meningkat, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings
of the National Academy of Sciences.
Penelitian di Ohio State University mengungkap bahwa cahaya terang dapat
mengubah sistem metabolisme tubuh. Perubahan itu terjadi karena jam
biologis atau ritme sirkardian mudah terpengaruh oleh adanya cahaya.
Obesitas dipengaruhi oleh cahaya terang di malam hari, sebagai faktor
alami yang berkaitan dengan jam biologis.
5. Sering Terpapar Polusi
Polusi berdampak pada metabolisme tubuh, menurut penelitian yang
diterbitkan dalam jurnal Critical Reviews in Food Science and Nutrition
dan International Journal of Obesity.
Bahan kimia seperti bisphenol A yang ditemukan di plastik dapat
mengganggu endokrin yang berhubungan dengan obesitas dengan mengganggu
hormon sinyal. Sementara pestisida yang mempengaruhi sintesis hormon dan
metabolisme juga bisa membuat tubuh menjadi gemuk.
6. Gen
Ilmuwan diidentifikasi 18 tanda-tanda genetik baru bisa berperan dalam
obesitas dan 13 tanda genetik baru dapat menentukan apakah lemak dapat
menumpuk di sekitar pinggang atau pinggul, menurut dua studi yang
dipublikasikan dalam jurnal Nature Genetics.
7. Memiliki Ibu Yang Makan Tinggi Lemak Saat Hamil
Para peneliti dari Universitas Cincinnati dan Medical College of Georgia
menemukan bahwa ibu yang mengonsumsi makanan tinggi lemak saat hamil
dapat menyebabkan plasenta memberikan nutrisi terlalu banyak untuk
janin, sehingga dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan besar
yang merupakan faktir risiko obesitas di kemudian hari.
8. Obat-Obatan
Beberapa obat-obatan digunakan untuk mengendalikan atau mencegah
depresi, diabetes, hipertensi dan kehamilan yang tidak diinginkan dapat
menyebabkan kenaikan berat badan, menurut jurnal Critical Reviews in
Food Science and Nutrition.
9. Memiliki Ibu Yang Bekerja
Anak-anak dengan ibu bekerja (wanita karir) lebih cenderung menjadi
gemuk daripada anak-anak yang tinggal di rumah ibu, menurut penelitian
yang diterbitkan di American Journal of Epidemiology.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar