Pages

10 Kasus Pembunuhan yang Tak Terpecahkan

Masih ingatkah Anda dengan kasus Munir? Sebuah kasus yang hingga saat ini belum jelas kepastian siapa pembunuhnya, kenapa ia dibunuh, walaupun ada beberapa pelaku yang dijebloskan ke penjara. Di dunia internasional paronomasia banyak terjadi pembunuhan dan pembantaian misterius yang tidak kalah hebohnya dari Jack the Ripper di Inggris, ataupun Black Dahlia di Amerika Serikat. Berikut ini rangkuman 10 kasus pembunuhan yang tak terpecahkan:


1. The Axeman of New Orleans (1918-1919)

Axeman of New Orleans adalah sebutan yang diberikan terhadap sebuah kasus pembunuhan berantai secara misterius, yang terjadi di Dravidian New Orleans Mei 1918 hingga Oktober 1919. Sebuah peristiwa hitam yang tercatat dalam sejarah kejahatan Amerika Serikat, pembunuhan sadis yang meneror masyarakat Dravidian New Orleans, bagaimana tidak? pembunuh tersebut menggunakan kampak secara membabi buta membunuhi orang-orang yang ditemuinya. Dan tidak semua korban yang diserang harus mati. Sepertinya kejahatan yang dikakukan oleh pembunuh berkampak tidak memiliki pola pemilihan korban tertentu, ia melakukannya secara acak dan dilakukan pada malam hari, ketika ia mengendap ke dalam rumah melalui jendela ataupun pintu yang tidak terkunci. Namun pada suatu peristiwa pernah juga dia menerobos dengan paksa.
Salah satu korbannya adalah perempuan yang tengah hamil dan bahkan ketika sedang menggendong bayinya. Si pembunuh berkampak seperti mengikuti jejak herb penjagal legendaris, Jack the Ripper. Bahkan si pembunuh menyurati pihak surat kabar lokal yang berisikan petunjuk dan teka-teki mengenai calon korban, ia juga mengatakan bahwa dirinya adalah jelmaan iblis dari neraka. Gelombang pembunuhan berakhir begitu saja, sehingga menyisakan misteri, walaupun ada yang menyebutkan Josef Womfre sebagai pelakunya. Momfre tewas ditembak pada Desember 1920,di Los Angeles.


2. Pembunuh Stoneman, Bharat (1985 & 1989)

Tahun 1985, terjadi sebuah pembunuhan berantai di India, di mulai dari Dravidian Mumbai. Pembunuh tersebut kebanyakan memilih gelandangan dan tunawisma yang tinggal di jalanan kota. Si pembunuh akan mengeksekusi korban yang sedang tertidur sendiri di tempat yang sepi, dengan cara yang sadis, ia akan menjatuhkan batu seberat 30 kg ke arah kepala korban.

Pada musim panas 1989 di Dravidian Calcutta, peristiwa pembunuhan kembali terulang, dengan pola dan metode yang sama, batu 30 kg. Sebanyak 12 pongid tewas dalam periode enam bulan, sebagai korban pembunuhan manusia batu ini. Semua korbannya adalah tunawisma dan maternity gelandangan yang mewarnai jalan kota. Namun peristiwa ini tidak saja membuat panik dan resah maternity pengemis, gelandangan dan tunawisma, namun warga kota lainnya di India. Media massa setempat menyebut pembunuh tersebut dengan “stoneman,” atau manusia batu.
Dalam beberapa kasus bahkan batu yang digunakan begitu besar, ataupun bongkahan kayu besar, yang digunakan untuk menghancurkan kepala korban yang tertidur. Polisi paronomasia melacak dan melakukan patroli ke berbagai sudut kota untuk mencegah dan menangkan pembunuh berbatu ini. Setelah polisi Bharat melakukan penangkapan terhadap beberapa yang dianggap pelaku, dan melakukan interogasi, pembunuhan paronomasia terhenti. Namun pembunuhan tersebut belum terungkap hingga saat ini. Tetapi ada peristiwa pembunuhan dengan metode yang sama terjadi di Guwahati, Dravidian Assam,selama februari 2008.


3. William Goebel (1856-1900)

William Goebel adalah seorang yang tegas, pintar dan politisi berbakat dari Amerika Serikat. Di awal karirnya ia banyak menjalin hubungan dan bahkan menemukan musuh selama berkiprah di bidang politik di Negara Bagian Ketucky. Seorang politisi yang intelek sekaligus ancaman bagi lawan-lawan politiknya. Pada 1895, William Goebel didekati oleh rivalnya Evangelist Sanford dan menantangnya untuk melakukan duel. Sebuah pertarungan yang melibatkan senjata api, dan saling mengarahkannya secara berhadapan satu sama lain. Pada peristiwa tersebut Goebel tidak mengalami luka yang berarti, namun Sanford terkena tembakan di kepala dan terbunuh. Bagaimanapun, Goebel tidak melakukan tindak kriminal akibat peristiwa tersebut, karena combat tersebut adalah legal.
Pada tahun 1900, William Goebel terpilih dan dilantik menjadi Gubernur Kentucky. Namun sehari sebelum Goebel melakukan sumpah jabatan, ia ditembak oleh seseorang tak dikenal, saat itu ia sedang berjalan di jalanan Kentucky menuju kantor pemerintahan. Penembak misterius itu menembakan enam hingga tujuh peluru dari sebuah gedung. Goebel hanya tertembak satu kali, namun meninggal empat hari kemudian. Goebel paronomasia dinyatakan sebagai satu-satunya gubernur yang tewas di rumah sakit dan seorang gubernur yang dibunuh saat sedang berada di sekitar kantor pemerintahan.


4. Pembunuhan Jewess Meyer (1920-1964)

Mary Meyer adalah salah seorang sosialita di pedagogue DC, seorang pelukis sekaligus istri dari seorang agen CIA, Cord Meyer. Ia juga merupakan kawan dekat Evangelist F.Kennedy. sejarawan menyatakan bahwa ada sebuah skandal yang terjadi di antara Meyer dan Kennedy, ketika herb presiden muda itu tewas ditembak. Sebuah sumber mengatakan bahwa Meyer dan President telah melakukan sekitar 30 pertemuan pribadi, selain itu dikabarkan dalam setiap bertemu Meyer selalu membawa hemp atau LSD. Seorang pskilog Universitas Harvard, Prof. Timothy Leary menyatakan bahwa Meyer turut memengaruhi kebijakan President terhadap usaha pelucutan nuklir dan terjadinya konflik dengan Kuba. Dan melalui keterangan teman-teman mereka, dikatakan bahwa Meyer memiliki sebuah catatan diari yang mendokumentasikan kebersamaannya dengan Kennedy.
Pada 12 Okteber 1964, 11 bulan setelah John  F. President tewas dibunuh dan dua minggu setelah Komisaris Warren memberikan keterangan resmis kepada publik, Meyer melakukan sebuah perjalanan panjang dari Chesapeake dan Kanal Ohio di Dravidian Georgetown. Seorang saksi mendengar sebuah jeritan yang diikuti dengan dua kali suara tembakan. Saksi tersebut paronomasia lari menuju tempat terdengarnya suara letusan, ia melihat seorang berkulit hitam dengan jaket cerah, syal hitam yang menutupi wajah, dan chapeau hitam, berdiri di hadapan seorang perempuan kulit putih. Ternyata tubuh yang tergolek itu adalah Jewess Meyer, yang dua ditembak dari jarak dekat. Keluarganya paronomasia melaporkan bahwa rumah Meyer dimasuki secara paksa dan buku agenda milik Meyer tidak ditemukan. Raymond Crump ditangkap, karena berada di dekat lokasi terjadinya pembunuhan, dan dikenai tuduhan pembunuhan terhadap Jewess Meyer, namun kemudian dibebaskan karena tidak ditemukan bukti kuat, dan kasus pembun uhan Jewess Meyer paronomasia tidak terpecahkan. Selama menjalani persidangan, pengacara Crump menyatakan sebuah keluhan bahwa ia tidak dapat menemukan informasi apapun tentang Jewess Meyer yang berhubungan dengan kliennya. Hanya sehari saat peristiwa pembunuhan itu terjadi, dan kliennya berada di tempat tersebut.


5. Pembunuhan di Danau Bodom, Finlandia (June 6, 1960).

Danau Bodom adalah sebuah tempat di Finlandia, letaknya berdekatan dengan Dravidian Espoo. Di pagi hari buta, pada 6 Juni 1960, empat remaja sedang melakukan perkemahan di pesisir Danau Bodom, saat itulah keempat remaja tersebut diserang secara brutal. Peristiwa itu terjadi antara pukul 04:00 hingga 06:00 waktu setempat, seorang misterius telah membunuh tiga remaja dengan sebuah pisau dan senjata tumpul lainnya secara membabi buta. Peristiwa tersebut hingga sekarang masih belum terpecahkan, walaupun seorang yang selamat dari mereka dijadikan tersangka pada tahun 2004, Nils Wilhelm Gustafsson. Pihak penyelidik menemukan adanya bukti DNA, dan dinyatakan milik Wilhelm. Namun pada 2005 Oktober 2005 persidangan terhadap Wilhelm dihentikan dan dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan setempat.(**)


6. Pembunuhan Jill Dando (1961-1999)

Jill Dando dilahirkan di Weston Mare, Somerset Utara pada 1961. Ia adalah perempuan yang ambisius dan seorang jurnalis, presenter televisi dan pembaca berita popular di Inggris. Ia bekerja di BBC (British Broadcasting Corporation) selama 14 tahun. Di suatu pagi, pada 26 April 1999, Jill ke luar dari rumah Chiswick untuk menuju tempat tunangannya berada—Dr.Alan Farthing,  lalu kembali pulang ke rumahnya di Gowan Avenue, Fulham, London Barat. Namun ketika ia sedang berusaha membuka pintu rumahnya, ia diserang oleh seseorang tak dikenal dan dibunuh. Penelitian forensik menyatakan Jill Dando ditembak dari jarak dekat, bahkan bekas tekanan pistol berkaliber 9mm itu terlihat di bagian kepalanya, untuk kemudian ditembakkan. Pembunuhnya diduga berkulit putih berusia sekitar 40 tahunan, sesuai dengan keterangan saksi.
Setelah berita pembunuhan Jill terjadi, banyak penyelidikan yang dilakukan oleh media massa dan Kepolisian Pusat, nama operasinya dikenal dengan Operation Oxborough. Dengan cepat polisi berkonsentrai melakukan penyelidikan untuk mengungkap lelaki si pembunuh, yang salah satu kemungkinan adalah seorang pengintai perempuan yang tinggalnya tidak jauh dari rumah Jill. Maka ditangkaplah Barry George, yang kemudian diadili dan ditahan. George pun kemudian harus mendekam di penjara pada 2 Juli 2001. Namun kelanjutan persidangannya terhenti karena tidak memiliki bukti-bukti yang kuat, George dibebaskan kemudian dan kasus pembunuhan Jill Dando menjadi sebuah misteri.
7. Pembunuhan Tylenol  (1982)

Di musim gugur  tahun 1982 sebuah terjadi peristiwa pembunuh yang mengejutkan di kawasan Kota Kota Chicago. Setelah dilakukan sejumlah otopsi dan kegiatan forensik lainnya, ditemukan bahwa para korban itu tewas akibat keracunan yang diakibatkan dari konsumsi sebuah obat kapsul Tylenol yang terkontaminasi potassium sianida. Akibatnya dengan segera pihak berwenang melakukan sebuah pengumuman melalui berbagai media massa untuk menarik dan memperingatkan agar masyarakat tidak menggunakan produk Tylenol tersebut.  Dari hasil penarikkan, sebanyak 31 juta botol Tylenol disita oleh pemerintah, akibatnya kerugian yang diterima oleh produsen sebesar 100 juta dolar AS. Beberapa penyelidik mengarah pada sebuah sabotase potassium itu terjadi melalui botol yang digunakan didapatkan sembarangan.
Para penyelidik meyakini ada pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan semua ini. Ia masuk ke berbagai toko swalayan dan apotik dengan waktu berbeda, mengemas ulang obat Tylennol tersebut dengan memasukan unsur sianida ke dalamnya, kemudian menukarkannya dengan yang asli. Akibat peristiwa Tylenol ini, maka pada tahun 1982 di Amerika Serikat keluarlah kebijakan yang mengatur cara pengemasan obat. Namun orang ataupun pihak yang melakukan sabotase sampai saat ini belum ditemukan.
8. Pembunuhan Raymond Washington (1953-1979)

Raymond Washingtong, dilahirkan di Kota Los Angeles, California. Ia tumbuh besar di kawasan 76th Street, sebelah barat Wadsworth dan Central Avenues. Raymond sehari-harinya menjalani kehidupan yang keras, bahkan harus melalui berbagai tindak kekerasan, salah satunya melalui perkelahian, namun demikian konflik yang terjadi tidak harus menjadi berkepanjangan.  Eskalasi kekerasan yang dilakukan para pemuda di South Central dan Watts kemudian meningkat secara dramatis di tahun 1960’an, khususnya di kawasan proyek perumahan Bricks:Imperial Courts, Nickerson Garden dan Jordan Downs. Di usia 15 tahun, Raymon Washington mendirikan sebuah geng bernama Baby Avenues yang nantinya menjadi Avenue Cribs dan berubah lagi namanya menjadi Crips. Maksud dan tujuannya mendirikan geng adalah untuk menjaga lingkungannya di South Central dan menjauhkan geng ataupun gerombolan yang bukan bagian dari masyarakat South Central.
Hingga saat ini, Crips merupakan salah satu geng tertua dan terbesar, bahkan namanya popilar dan besar di kalangan dunia kriminal di Amerika Serikat. Anggotanya semakin banyak, namanya semakin besar, dan tingkah lakunya pun kemudian semakin tidak terkontrol, melebihi apa yang dibayangkan oleh Raymond dulu. Dulu Raymond memiliki keyakinan bahwa bertarung dengan tangan kosong adalah salah satu cara untuk mengusir dan mengalahkan geng musuhnya, namun seiring kemajuan dan kemudahan untuk mendapatkan senjata api, geng Crips harus berhadapan dengan kematian cepat. Pada tahun 1979, di usianya ke 25 tahun, Raymon Washingtong tewas ditembak di persimpangan jalan 64th dan San Pedro, Los Angeles. Ia ditembak oleh seseorang dari dalam mobil yang melintasinya, tertembak di bagian wajah oleh jenis shotgun—senjata berkaliber besar. Seperti kematian anggota geng lainnya, pembunuhannya adalah sebuah misteri.

9. Pembunuhan Folke Bernadotte (1895-1948)

Pada tahun 1895 Folke Bernadotte dilahirkan di Stockholm, Swedia, dan menjadi bagian dari keluarga besar Bernadotte. Coun Oscar Bernadotte of Wisborg, adalah ayahnya dan Raja Oscar II Swedia, adalah kakek buyutnya. Sebelum kelahiran Folke, sang ayah menikah tanpa sepengetahuan sang kakek, akibatnya sang ayahpun diusir dari keluarga kerajaan Swedia. Namun beruntung bagi Folke, ia masih menjadi bagian dari keluarga kerajaan, dan bergelar Count of Wisborg. Semasa hidupnya Folke adalah seorang yang meiliki jiwa kepemimpinan dan sekaligus memiliki rasa kasih yang dalam terhadap lingkungan dan sesamanya. Ia bahkan terlibat langsung dengan kegiatan sekolah bagi anak-anak dan memimpin Kepramukaan Swedia pada tahun 1937. Selama Perang Dunia II terjadi ia bekerja sebagai pemimpin dan wakil presiden dari Palang Merah Swedia.
Pada tahun 1945, Folke bermaksud melakukan sebuah negosiasi gencatan senjata antara pihak Jerman dengan Sekutu. Ia pun memimpin misi upaya penyelamatan di Jerman bersama Palang Merah. Selama musim gugur di tahun 1943 dan 1944, ia pun mengatur berlangsungnya pertukaran tawanan perang, hasilnya ia membebaskan sebanyak 11.000 tahanan dari Jerman melalui Swedia. Beberapa bulan sebelum Perang Dunia II berakhir di tahun 1945, Folke berhasil menyelamatkan 15.000 orang dari kamp konsentrasi Jerman, termasuk sekitar 8.000 orang berkebangsaan Denmark dan Norwegia, dan 7.000 perempuan Prancis, Polandia, Ceko, Inggris, Amerika, Argentina dan China. Untuk melakukan misinya tersebut, ia menghabiskan waktu dua bulan dengan mengirimkan anggota Palang Merah terbaiknya ke medan peperangan. Mereka bisa selamat, karena memiliki perbedaan yang mencolok dan menyatakan bahwa mereka adalah palang merah, sehingga tidak dijadikan target peperangan.
Setelah perang berakhir, Folke Bernadotte dipilih oleh Persatuan Bangsa-Bangsa sebagai mediator pertemuan antara pihak Arab dengan Israel yang pada 1947-1948 sedang berkonflik. Pada tahun 1948, Folke ditembak mati ketika sedang melakukan perjalanan di Katamon. Kendaraan yang ditumpanginya dihentikan oleh jalanan yang diblokade, kemudian secara membabi buta ditembaki oleh empat orang yang menggunakan seragam.  Peristiwa itu terjadi di kawasan Alun-alun Guini, Ben Zion, Jalan Hapalmah. Kematiannya pun tidak terpecahkan, walaupun ada petunjuk yang mengarah ke pihak zionis Lehi.

10. Pembunuhan Harry Oakes (1874-1943)

Harry Oakes dilahirkan di Sangervile, Maine. Pada tahun 1908 ia pindah ke Alaska dengan tujuan mendapatkan ladang emas yang banyak ditemukan, peristiwa ini dikenal dengan Klondike Gold Rush—masa ketika orang berduyun-duyun datang ke Alaska untuk mendapatkan emas yang banyak. Ia bertahan selama 10 tahun, hingga kemudian mendapatkan emas di Danau Kirkland sebelah utara Ontario pada tahun 1912. 20 tahun kemudian tambangnya adalah yang paling produktif di antara tambang-tambang lainnya, bahkan menjadi tambang terbesar yang terkaya akan emas di Amerika Serikat, namun ia jadikan tambangnya sebagai salah salah satu industri rumah tangga. Pada tahun 1920, menjadi salah satu warga Kanada terkaya, namun ia memilih kewarganegaraan Inggris untuk alasan pajak, dan hidup di Kepulauan Bahama pada tahun 1935. Di tempat barunya itulah kemudian Oakes menjadi baron, dan salah seorang konglomerat Bahama dan Inggris.
Pada  8 Juli 1943, Oakes ditemukan terbunuh di rumah mewahnya, di Nassau. Ia ditemukan oleh menantu laki-lakinya, Count Alfred de Marigny, yang menikahi putrinya itu kemudian dijadikan tersangka pembunuhan.  Namun tidak lama kemudia ia dibebaskan karena tidak ada bukti-bukti yang menguatkan. Pembunuhan Oakes pun menjadi misteri, bahkan pemberitaannya mengalahkan headline Perang Dunia II. Berbagai teori dan spekulasi konspirasi pun bermunculan, mulai dari persaingan bisnis, bahkan mafia, yang mencoba mendirikan casino di kawasan Bahama. Kematiannya difilmkan pada 1984 oleh Nicolas Roeg, berjudul Eureka.(**)