Menurut wikipedia, mania (dari bahasa Yunani mainomai yang artinya
menjadi marah dan geram) adalah sebuah kondisi tekanan medis yang
dikarakteri oleh tingkat mood, tenaga, pola pemikiran yang tidak biasa
dan terkadang kejiwaan. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan
seseorang menderita mania termasuk penyalahgunaan obat dan tumor otak,
tapi paling banyak dikarenakan kelainan bipolar, dimana hidup awal mania
digantikan oleh bagiannya yang depresi berat. Mania terbagi berdasarkan
kekuatan pengaruhnya, mulai dari mania sedang (dikenal juga sebagai
hypomania) hingga mania penuh dengan ciri-ciri kegilaan.
1. Cartacoethes: tekanan yang tidak bisa dikendalikan untuk melihat peta dimana-mana
Otak
manusia punya kemampuan (yang cukup cepat tentunya) untuk mengenal
wajah di mana saja, tapi kemampuan ini bisa berubah pada sebuah mania
aneh yang biasa disebut cartocacoethes: tekanan yang tidak bisa
dikendalikan untuk melihat peta dimana-mana, bahkan pada makanan seperti
makanan milanesa (sejenis daging) dari Argentina di gambar di atas.
2. Gamomania: obsesi mengajukan pernikahan
Gamomania
bisa dideskripsikan sebagai obsesi aneh yang mengajak orang untuk
menikah atau mengajukan pernikahan ke orang-orang berbeda pada waktu
yang sama, yang dalam banyak kasus mengakibatkan poligami.
3. Onomatomania: rangsangan untuk mengulang beberapa kata
Ini adalah obsesi mengulang kata-kata khusus karena kata-kata itu mengganggu pikiran penderita.
4. Climomania: keinginan berlebihan berada di kasur
Nggak
ada masalah sebenernya mau tidur-tiduran lama, apalagi kalau sakit.
Buat Clinomaniac (penderita climomania), keinginan untuk berada di kasur
terlalu berlebihan dan bisa sampai seharian, terutama kalau cuaca
dingin. Climomania berasal dari bahasa Yunani yang artinya obsesi tidur.
Dengan kata lain, mania ini artinya cinta pada kasur, bantal dan
selimut.
5. Demonomania: percaya digentayangi roh jahat
Ada
banyak film dan buku horor yang sangat menyeramkan (iyalah). Melihat
film seperti itu secara alami bisa membuat si penonton takut dengan
beberapa orang. Dan biasanya di saat orang takut, mania mulai merasuk.
Jika berurusan dengan setan (demon), bisa jadi orang itu menderita
demonomania, kondisi psikis yang percaya dirinya diikuti setan. Dan saat
seseorang berpikir dirinya digentayangi, dia mulai benar-benar percaya
ada setan di dekatnya.
6. Enosimania: terus-terusan merasa bersalah
Enosimania
adalah tekanan untuk berpikir diri seseorang telah melakukan kesalahan
atau dikritik yang tidak bisa dimaafkan, dikenal juga dengan beberapa
nama lain seperti Enissophobia, Enosiophobia, ‘takut melakukan kesalahan
besar’ dan ‘takut kritikan’. Gejalanya biasanya napas pendek dan cepat,
detakan jantung tak menentu, berkeringat, muak, dan tentunya ketakutan
yang besar.
7. Trichotillomania: rangsangan menarik rambut sendiri
Trichotillomania,
atau lebih dikenal dengan sebutan ‘trich’, adalah kelainan gerakan
reflek dalam bentuk penyiksaan diri yang ditunjukkan dengan berulang
kali menarik rambut, bulu mata, bulu hidung, jembut (buset), alis atau
rambut lain, kadang-kadang menyebabkan kebotakan.
8. Ablutomania: mania mencuci tubuh
Mencuci
tangan setelah dari toilet bukan masalah, tapi mencuci tangan setelah
beberapa detik bisa jadi masalah. Penderita abutomania biasanya sangat
ketakutan dengan kotor. Padahal berani kotor itu baik, kan?
9. Aboulomania: sering ragu-ragu
Kita
tentu pernah mengalami situasi dimana kita sulit membuat pilihan, tapi
bayangkan jika kita tidak bisa membuat keputusan yang bahkan sangat
sederhana, hidup seperti tak tertahankan. Aboulomania bisa didefinisikan
sebagai penyakit keraguan atau ketidakmampuan seseorang untuk
memutuskan masalah apapun.
10. Doromania: obsesi memberi hadiah
Banyak
orang yang suka memberi hadiah. Dan sebagian besar orang akan senang
dengan obesesi seperti itu. Doromania adalah dorongan atau kesenangan
tidak normal untuk memberi hadiah. Penderitanya terobsesi memilih dan
memberi hadiah, tapi bukan untuk tujuan baik atau karena mereka sangat
dermawan. Melainkan karena hal lain yang lebih kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar