Gadis kelahiran Jakarta, 6 Jan 1988 , ayah berasal dari Padang dan ibu dari Lampung/Palembang), mempunyai nama lengkap Prisa Adinda Arini Rianzi.
Selain memiliki wajah cantik, Prisa juga menguasai permainan gitar di atas rata-rata. Musik bergenre metal yang dihasilkan dari senar gitarnya merupakan hasil inspirasinya dari band-band dunia yang difavoritkan, seperti God Forbid, Trivium, As I Lay Dying, Killswitch Engage, Shadows Fall, Megadeth, Slayer, Unearth, Lamb of God, The Black Dahlia Murder. Ia bukan hanya jago maen gitar tapi juga menulis beberapa lirik lagu.
Awal tertarik dengan musik adalah karena adanya piano yang nganggur di rumahnya. Saat itu Prisa baru kelas 3 SD, namun Prisa berusaha untuk memainkannya walo kakinya belum bisa mencapai pedal piano. Sampe kemudian ada temen kakaknya yang melihat Prisa kecil bermain piano yang kemudian mengajarkan sedikit basic tentang permainan piano, waktu itu yang berusaha diajarkan adalah tentang chord.
Pada usia 8 tahun akhirnya Prisa diberikan les privat piano. Ternyata les privat yang diberikan malah bukan piano, namun “electone” (sejenis piano). Les privat electone tersebut berjalan sampai Prisa berusia 10 tahun. Prisa kemudian mengembangkan permainan electonenya ke piano secara otodidak, Prisa mencoba membawakan lagu “Entertainer” & “Fur Elize” (Beethoven) versi dia sendiri.
Prisa pertama kali belajar gitar karena kebetulan. Sewaktu masih SMP, Prisa tinggal di asrama Pelita Harapan, kemudian iseng maenin gitar punya temannya. Gara-gara dimarahin sama yang punya gitar, akhirnya Prisa bertekad balas dendam dengan ikut ekskul gitar. Akhirnya Prisa dan temannya ikut ekskul barengan sambil balapan siapa yang nantinya lebih jago.
Ketika Prisa beranjak 15 tahun (sekitar tahun 2003), Prisa berusaha membentuk grup bandnya sendiri. Waktu itu Prisa baru kelas 3 SMA dan sempat keluar-masuk di beberapa band.. Akhirnya Prisa berhasil membentuk band pertamanya, sebuah band pop cewek bernama: Daijyobu. Di band ini Prisa berperan sebagai gitaris dan vocalis. Tembang yang dibawakan pada saat itu adalah “No Such Thing”nya John Mayer dan beberapa tembang dari “Incubus”.
Melihat bakat yang terus mengalir begitu saja, Prisa kemudian membuat sebuah band Rock’n'Roll + Punk Rock bernama “Morning Star”. Saat itu band ini khusus membawakan covernya Living End. Ide nama Morning Star itu berasal dari artinya “Lucifer” (di kamus berarti: Bintang Fajar). Band tersebut berpersonil 6 orang, Prisa memainkan gitar akustik dan vokal.
Kesukaan Prisa mendengarkan musik metal, membawanya membentuk band modern metal bernama Zala pada tahun 2004 yang membawakan tembang-tembang yang hits pada saat itu seperti Killswitch Engage, God Forbid, As I Lay Dying, Avenged Sevenfold, dll. Sejak adanya band inilah Prisa mulai mendapatkan sound distorsi yang diidam-idamkan selama ini, diiringi perkembangan teknik bermain gitar Prisa yang sangat pesat. Bersama band ini juga Prisa sempat menulis beberapa lagu metal karya mereka sendiri.
Zala
Tahun 2005 sampai pertengahan tahun 2006 nama Prisa cukup dikenal di scene underground bersama band metalnya, Zala. Band ini cukup menyita perhatian lantaran isi personelnya cewek semua. Tapi tidak hanya sekedar menjual image saja, skill mereka juga tidak kalah sama band-band cowok.
Tahun 2006 bisa dibilang sebagai tahun emasnya Prisa dimana karirnya baik secara pribadi maupun kelompok makin sukses. Secara pribadi, ia terpilih menjadi model untuk portal gitar pertama di Indonesia, Gitaris.com. Ia juga sering disebut sebagai Miss Gitaris.com karena selalu menjadi wakil Gitaris.com di berbagai event dan media. Bersama bandnya, Zala, ia beberapa kali tampil di event metal underground bahkan sampai Java Jazz 2006.
Tidak lama kemudian Prisa memperoleh gitar metal pertamanya yaitu: Fender Telecaster Flathead Custom Shop (Slipknot Signature).
Bulan Juni 2006, Prisa tergabung dalam band baru bernama Dead Squad. Di band ini ia berpasangan dengan salah satu gitaris dari keluarga Item yang juga merupakan personel Andra & The Backbone Stevie Item, dengan bassist Bonny (mantan bassist Tengkorak, yang juga mantan bassistnya Vessel) dan drummer Andyan (mantan drummer Siksa Kubur).
Kemudian pada bulan Juli Prisa mendapat kehormatan untuk berkolaborasi dengan salah satu maestro gitar Indonesia, Eet Sjahranie dalam penampilan Edane di PRJ. Bersama Edane, Prisa tampil membawakan lagu Cry Out dan Kau Manis Kau Ibliz. Selain itu ia juga dikontrak selama 2 bulan sebagai additional gitaris dan backing vocal untuk, Sheila On 7, yang baru ditinggal salah satu gitarisnya, Sakti. Bersama SO7 sempat tampil di SCTV dalam acara World Cup 2006 dan ikut dalam tour hingga ke Malaysia.
Pada bulan Juli 2007, Prisa diendorse oleh pihak Jackson Guitars. Ia dikontrak untuk menggunakan gitar Jackson DKMG Arch Top. Sebuah gebrakan yang sangat fenomenal mengingat ia adalah gitaris Indonesia pertama yang diendorse oleh Jackson.
Akhir tahun 2007, Prisa memutuskan keluar dari DeadSquad dan membentuk band metal yang seluruh personelnya wanita. Band itu dinamakan Vendetta. Di band ini Prisa juga sudah mulai memainkan gitar 7-string.
Hingga awal tahun 2008 Prisa lebih sering terlihat di tv sebagai bintang tamu dalam sejumlah penampilan band-band papan atas tanah air seperti J-Rocks, Samsons, dan The Titans.
Tidak lama kemudian album solo pop Prisa dengan album self title “Prisa” juga dirilis Aquarius Records dalam format CD & kaset dengan lagu hitsnya yang berjudul Muka Dua.
- Discography: Prisa – Prisa (2008), Hits: Muka Dua
- Website: www.prisarianzi.com
- Group Band Sekarang: Vendetta
- Group Band Terdahulu: Zala, Dead Squad
- Side Project: Morning Star
- Gear: Jackson DKMG archtop, Martin, PRS, Jackson RR
- Endorsement: Jackson Guitars
- Style: Metal, Shred, Pop, all around
oleh: Joanna Tan
sumber:
- www.gitaris.com
- http://id.wikipedia.org/wiki/Prisa_%28album%29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar